Tutur Bintang

Setelah Reformasi 1998, para petani berhasil menduduki sebagian wilayah Pulau Nusa Kambangan. Katanya, ini akibat dari krisis ekonomi dan politik yang melanda saat itu. Basri adalah salah satunya. Tekanan ekonomi memaksanya menyeberang ke pulau itu.

Orang tuanya, meski berat hati, terpaksa memberi restu. Hanya itu jalan yang tersisa agar Basri bisa mengumpulkan biaya pendidikan adiknya, Nasyid, yang akan melanjutkan belajar di pondok pesantren setelah lulus dari MTs.

Nasyid bukan anak yang hanya bisa duduk santai. Setiap hari ia membantu orang tua dan kakaknya, lebih dari yang bisa diharapkan dari usianya. Termasuk menyeberang ke Nusa Kambangan setiap pekan.

Banyak cerita tumbuh dari sana. Dari muara laut yang penuh mitos ombak menelan, hutan belantara Nusa Kambangan dengan keragaman hayatinya, hingga bayang-bayang seram dari ‘pulau bui’ — dan kisah orang-orang yang nekat mencoba kabur dari dalamnya. Belum lagi konflik sosial yang senyap, yang nyaris tak pernah terdengar sampai ke daratan sekitarnya.