Buku ini adalah rumah bagi kisah-kisah yang ditulis dengan air mata yang tak tumpah, pelukan yang tak sempat disampaikan, dan rindu yang tak pernah benar-benar selesai. Di dalamnya, para penulis membuka lembar hati mereka, bercerita tentang sosok Ibu, tentang pelukan yang menenangkan, tentang masakan yang tak tergantikan, dan tentang nasihat yang abadi dalam ingatan.
Setiap tulisan dalam buku ini adalah perjalanan personal. Tak selalu indah, tak selalu sedih, tapi semuanya nyata. Ini adalah suara anak-anak yang pernah takut kehilangan, sedang merindu, atau masih berharap waktu bisa mundur sejenak.
“Ibu, Tolong Jangan Pergi Dulu” bukan sekadar antologi. Buku ini adalah ruang sunyi yang penuh kasih tentang sosok yang sangat kita sayangi; Ibu.