Anak-anak yang pada mulanya belajar bicara, berjalan, dan mengenal nama-nama benda pada akhirnya terus tumbuh. Dunianya pun tidak lagi berkutat pada sepetak rumahnya saja. Tidak lagi hanya berpusat pada orang tuanya belaka. Anak-anak—yang terus tumbuh itu—akan berhadapan dengan bagaimana sebenar-benarnya dunia bekerja. Di titik ini, orang tua-dengan sadar atau tidak—akan memikul tanggung jawab yang lebih besar. Memastikan anaknya tumbuh dengan segala bekal: spiritual, intelektual., sosial, mental, dan bekal-bekal lain agar utuh menjadi manusia.
Puthut EA, dengan segala “keterbatasan” yang kerap ia akui sebagai manusia sekaligus seorang Bapak, tengah berada di titik itu. Rasa-rasanya baru kemarin sore ia mendengar “pertanyaan-pertanyaan nakal” khas anak-anak dari Kali, yang kemudian ia dokumentasikan dalam buku Dunia Kali dan Semesta Kali. Lalu saat hari berganti, tiba-tiba ia mendapati Kali sudah tumbuh menjadi remaja awal.