Kalau kamu pecinta buku dan sering mengamati spine (punggung) buku atau halaman copyright-nya, pasti kamu pernah melihat nama-nama seperti “Bentang Pustaka”, “GPU”, atau “Mizan Fantasi”. Nah, itu dia yang namanya imprint. Secara simpel, bayangkan sebuah penerbit besar itu seperti sebuah mal ternama. Imprint itu ibarat toko-toko spesialis di dalam mal tersebut yang punya nama dan “kepribadian” sendiri-sendiri.
Lalu, kenapa sih penerbit besar ini repot-repot membuat banyak imprint? Jawabannya adalah strategi marketing yang cerdas. Dengan memiliki imprint khusus, tim editor dan marketing bisa benar-benar fokus dan menjadi ahli di genre tertentu. Mereka jadi lebih paham selera pasar, tren, dan cara promosi yang tepat. Selain itu, imprint membangun branding dan loyalitas yang kuat. Pembaca akan langsung tahu, “Oh, kalau mau cari novel fantasi terjemahan yang seru, langsung cek aja Mizan Fantasi”. Imprint adalah janji kepada pembaca tentang jenis pengalaman membaca yang akan mereka dapatkan.
Mengenal Para Spesialis di Dunia Buku
Gramedia punya beberapa imprint andalan. Gramedia Pustaka Utama (GPU) berperan sebagai wajah utama yang menaungi banyak buku fiksi dan non-fiksi best seller. Lalu ada Bentang Pustaka, yang dikenal dengan nuansa sastranya yang kuat dan serius. Untuk kamu yang haus pengetahuan praktis, M&C! adalah spesialis buku-buku self-development, motivasi, dan bisnis. Sementara Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) menghadirkan buku-buku pengetahuan populer, sains, dan filsafat dengan desain yang khas.
Mizan Group juga punya strategi serupa dengan imprint-imprint yang sangat tersegmentasi. Mizan Fantasi adalah surga tak terbantahkan bagi penggemar fantasi, sci-fi, dan horor. Sementara DAR! Mizan dengan lincah membidik pasar remaja dengan cerita-cerita ringan dan cover yang colorful. Untuk segmen young adult dengan cerita yang lebih kompleks, ada Young Adult Mizan. Sedangkan Qanita hadir sebagai sahabat bagi pembaca perempuan dengan novel-novel chicklit dan women’s fiction yang sangat relate dengan kehidupan sehari-hari.
Pada akhirnya, memahami konsep imprint ini membawa manfaat langsung untuk kita sebagai pembaca. Proses hunting buku jadi jauh lebih efisien dan terarah. Saat mood kamu sedang ingin membaca kisah fantasi, kamu tidak perlu lagi kebingungan memilah dari ribuan judul; cukup cari imprint yang spesialis di bidang itu. Hal ini juga meminimalisir kekecewaan karena ekspektasi kita terhadap sebuah buku sudah lebih terpatri sejak awal. Dengan mengenal imprint, kita bukan hanya sekadar membeli buku, tapi juga memahami “peta” dunia penerbitan dan menemukan jalur tercepat menuju genre buku yang paling kita cintai. Selamat berburu buku!