Penggunaan “di” yang Benar Sesuai PUEBI / EYD

Penggunaan “di” yang Benar Sesuai PUEBI/EYD

Dalam Artikel Ini

Penggunaan kata di dalam bahasa Indonesia sering menjadi sumber kebingungan, terutama dalam hal apakah di mesti ditulis terpisah atau disambung dengan kata yang mengikutinya. Kesalahan seperti menulis di rumah menjadi dirumah atau diangkat menjadi di angkat masih banyak dijumpai, bahkan di kalangan penulis yang sudah mahir sekalipun. Untuk itulah, memahami kaidah penggunaan di yang benar sangat penting agar tulisan menjadi baku, jelas, dan mudah dipahami.

Dalam pedoman resmi Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan / PUEBI, telah diatur bagaimana posisi di yang benar, baik ketika di berfungsi sebagai kata depan (preposisi) maupun ketika berfungsi sebagai imbuhan awalan (prefiks).

Artikel ini bertujuan menjelaskan secara menyeluruh aturan tersebut, memberikan tips membedakan konteksnya, dan menyertakan banyak contoh agar kamu bisa menerapkannya secara tepat dalam tulisanmu. Simak yuk!

Pengertian dan Fungsi di

Sebelum membahas aturan penulisan, kita perlu memahami fungsi di dalam bahasa Indonesia. Kata di dapat berfungsi dalam dua peran utama:

  1. Kata depan (preposisi)

  2. **Awalan ( prefiks ) dalam kata kerja pasif **

1. di sebagai kata depan (preposisi)

Ketika di berfungsi sebagai kata depan, ia berfungsi sebagai penunjuk tempat, posisi, lokasi, waktu, atau hubungan spasial/relasional. Dalam konteks ini, di berdiri sendiri (dipisah) dari kata yang mengikutinya. Contoh fungsi:

  • Menunjuk tempat: di sekolah, di rumah, di kota, di antara

  • Menunjuk waktu: di pagi hari, di sore hari, di masa lalu (meskipun untuk waktu, kadang perlu dicermati, lihat pembahasan khusus)

  • Menunjuk lokasi atau posisi: di dalam, di luar, di atas, di bawah

Karena di berfungsi sebagai preposisi, maknanya tidak mengubah kata setelahnya menjadi bentuk pasif; kata setelah di biasanya berupa kata benda atau kata keterangan tempat/waktu, bukan kata kerja.

2. di sebagai awalan (prefiks) untuk kata kerja pasif

Ketika di berfungsi sebagai awalan (imbuhan) pada kata kerja pasif, maka di- melekat langsung pada akar kata kerja, membentuk kata kerja pasif. Dalam konteks ini, penulisan di disambung dengan kata yang mengikutinya. Misalnya:

  • dilihat, ditulis, dikerjakan, dipakai, disampaikan, dan sebagainya.

Pada fungsi ini, secara makna kata tersebut bila diubah menjadi kata aktif dapat diberi awalan me-. Misalnya, ditulis dapat diubah menjadi menulis. Kaidah ini menjadi salah satu cara praktis untuk mengenali apakah di- harus digabung atau tidak. (Namun, cara ini tidak mutlak dalam semua kasus — tetap harus memperhatikan konteks)

Rumusan Kaidah Penulisan di Menurut PUEBI / EYD

Berdasarkan pedoman bahasa Indonesia (PUEBI / EYD) dan literatur seperti yang disampaikan di Deepublish, berikut rumusan kaidah penulisan di yang benar:

Kondisi Tulisannya Penjelasan singkat
di sebagai kata depan (preposisi) dipisah dari kata sesudahnya Jika di menunjukkan tempat, waktu, arah, posisi, atau relasi spasial; kata setelahnya bukan kata kerja pasif. Contoh: di rumah, di pasar, di pagi hari.
di- sebagai awalan (prefiks) kata kerja pasif disambung (digabung) dengan kata kerjanya Jika di- membentuk kata kerja pasif, seperti ditulis, dimakan, dibaca.

Berikut detail aturan pendukung:

  1. Kata depan di ditulis terpisah

    • Saat di menunjukkan tempat, lokasi, atau arah (misalnya: di sekolah, di atas, di antara).

    • Saat di menunjukkan waktu (misalnya: di pagi hari, di masa lalu) — tetapi untuk kasus waktu ini ada catatan: ketika di diikuti kata waktu (yang bukan tempat) seringkali justru lebih tepat menggunakan kata depan pada. Misalnya, alih-alih “di masa lalu”, sebaiknya “pada masa lalu”.

    • Saat di diikuti nama tempat, nama orang, nama wilayah, dan sejenisnya. Contoh: di Jakarta, di Pasar Beringharjo.

    • Apabila di tidak bisa diubah menjadi bentuk aktif (me-). Jika di di konteks itu tidak berfungsi sebagai imbuhan pasif, maka tidak mungkin membentuk kata aktif — ini salah satu indikasi bahwa di itu preposisi dan harus dipisah.

  2. Awalan di- sebagai imbuhan kata kerja pasif ditulis menyatu

    • Jika di- menghasilkan kata kerja pasif (misalnya: ditulis, diangkat, dipilih) dan jika kata tersebut dapat diubah menjadi bentuk aktif dengan awalan me-. Misalnya, ditulismenulis.

    • Jika di- berada di bagian tengah atau akhir kalimat, tetap digabung, kecuali di awal kalimat yang membutuhkan kapitalisasi (lihat catatan huruf kapital).

    • Contoh kata kerja pasif umum: dibaca, diambil, didengar, dimasak, diperbaiki, disampaikan, ditanggung

  3. Catatan khusus terhadap waktu dan preposisi waktu

    • Untuk frasa waktu tertentu seperti di tahun lalu, di abad modern, di masa kini, banyak ahli bahasa menyarankan penggunaan pada sebagai kata depan waktu yang lebih tepat daripada di. Karena di lebih cocok untuk tempat, bukan waktu.

    • Namun dalam bahasa sehari-hari, penulisan di di frasa waktu masih sering ditemukan dan kadang-mungkin diterima secara luas — meski dari segi bahasa baku, itu patut dikritisi.

  4. Kata di di awal kalimat

    • Jika sebuah kalimat diawali dengan di sebagai kata depan, maka di harus ditulis dengan huruf kapital (jika aturan kapitalisasi mengharuskannya). Dalam kasus di- sebagai awalan, jika berada di awal kalimat, juga harus memakai huruf kapital (“Diangkatlah…”).

    • Tapi, sering kali dalam praktik tulisan, penulis mengawali kalimat dengan di sebagai preposisi (seperti “Di rumah itu…”). Dalam hal ini, sesuai kaidah huruf kapital, “Di” ditulis dengan “D” besar karena di posisi awal kalimat.

  5. Tips praktis: uji substitusi me- versus kemampuan aktif

    • Sebagai trik cepat, jika kamu bisa mengganti di-Kata menjadi me-Kata (dengan arti aktif) secara wajar, maka di- kemungkinan besar adalah imbuhan dan sehingga harus ditulis digabung.

    • Contoh: ditulismenulis (cocok) → karena bisa berubah ke aktif, maka ditulis ditulis menyatu.

    • Jika di–Kata tidak dapat diubah menjadi me-Kata tanpa merusak makna atau kata itu bukan verba, maka kemungkinan di adalah preposisi dan harus dipisah.

    • Misalnya: di luar — kita tidak bisa berkata meluar sebagai bentuk aktif dari di luar. Jadi di luar adalah kata depan yang merujuk tempat. (Dalam konteks ini, di luar ditulis terpisah).

Strategi Membedakan: Kapan di Dipisah, Kapan Digabung

Agar lebih mudah dalam praktik menulis, berikut strategi langkah demi langkah untuk menentukan penulisan di yang benar:

  1. Kenali kata yang mengikuti di
    Apakah kata setelah di adalah kata benda (nominatif), kata keterangan tempat, atau kata kerja pasif? Jika kata setelah di adalah kata benda atau keterangan tempat, di kemungkinan besar adalah preposisi — maka harus dipisah. Jika setelah di adalah kata kerja pasif, maka di- kemungkinan adalah imbuhan — maka digabung.

  2. Coba ubah bentuk ke kalimat aktif
    Jika di-Kata dapat diganti dengan me-Kata (kata kerja aktif) tanpa merusak makna, maka di- itu adalah imbuhan — tulislah digabung. Jika tidak cocok, maka di adalah preposisi — tulislah dipisah.

  3. Perhatikan makna konteks
    Kadang-kadang konteks kalimat memberikan petunjuk. Misalnya, “Dia diangkat oleh guru” — jelas diangkat sebagai kata kerja pasif. Sebaliknya, “Dia sedang di kantor” — jelas di menunjukkan tempat, jadi dipisah.

  4. Fokus pada jenis kata setelah di

    • Jika setelah di ada kata kerja (verba), kemungkinan fungsi di- sebagai awalan => gabung.

    • Jika setelah di ada kata benda atau kata depan/frase tempat/keterangan => dipisah.

  5. Waspadai frasa waktu
    Jika di diikuti kata yang menyatakan waktu (bukan tempat), pertimbangkan apakah pada lebih tepat daripada di. Meski secara umum di + waktu masih sering dipakai, tetapi secara tipis kaidah yang lebih baku menyarankan penggunaan pada.

  6. Huruf kapital di awal kalimat
    Jika kalimat dimulai dengan di (sebagai preposisi atau awalan), maka tulislah dengan “D” kapital: “Di rumah itu berdirilah…” atau “Ditetapkanlah peraturan baru…”

Dengan strategi ini, kamu bisa mengecek dua aspek utama: fungsi di (preposisi atau imbuhan) dan kemampuan substitusi me- (untuk kata kerja).

Contoh-contoh Penulisan di yang Benar (Dipisah dan Digabung)

Di bagian ini, akan diberikan banyak contoh kalimat agar semakin jelas penggunaan di yang benar. Contoh dibagi menjadi dua kelompok: di dipisah (sebagai preposisi) dan di digabung (sebagai imbuhan pasif).

A. Contoh di Dipisah (Preposisi)

  1. Aku melihat burung di atas pohon.

  2. Mereka berkumpul di sekolah untuk rapat OSIS.

  3. Buku itu tertinggal di lemari.

  4. Ibu menaruh vas bunga di ruang tamu.

  5. Kita akan bertemu di stasiun kereta pukul empat sore.

  6. Anak-anak bermain di halaman rumah.

  7. Mobil itu parkir di depan rumah saya.

  8. Dia tinggal di Jakarta sejak kecil.

  9. Batu itu berada di antara dua pagar.

  10. Surat dikirim di kantor pos.

  11. Kami menunggu di luar ruangan.

  12. Pintu berada di dalam gedung.

  13. Dia bekerja di pagi hari (meskipun untuk waktu, lebih baku “pada pagi hari”).

  14. Surat itu dikirim di masa lalu (lebih baik: “pada masa lalu”).

  15. Acara akan diadakan di bulan Ramadan (lebih baik: “pada bulan Ramadan”).

  16. Di mana rapat itu diselenggarakan? (kata tanya di mana)

  17. Pertemuan akan berlangsung di ruang sidang.

  18. Dia sering berpiknik di tepi pantai.

  19. Kami belajar di perpustakaan sekolah.

  20. Dia tertangkap di jalan raya.

Semua contoh di atas menggunakan di sebagai preposisi — artinya, di ditulis terpisah dari kata berikutnya.

B. Contoh di Digabung (Imbuhan / Kata Kerja Pasif)

  1. Buku itu dibaca oleh siswa.

  2. Laporan sudah ditulis oleh Budi.

  3. Pintu itu akan dibuka besok pagi.

  4. Surat perjanjian telah ditandatangani oleh kedua belah pihak.

  5. Siswa dipuji atas prestasinya.

  6. Rumah itu dibangun dengan bahan kuat.

  7. Barang rusak diperbaiki oleh tukang.

  8. Makanan sudah dimasak oleh ibu.

  9. Proses pengajuan disetujui oleh kepala sekolah.

  10. Permintaan itu dipenuhi oleh panitia.

  11. Dokumen dikirimkan oleh bagian administrasi.

  12. Keputusan itu ditetapkan oleh dewan guru.

  13. Kegiatan itu diadakan setiap tahun.

  14. Kasus itu didiskusikan dalam rapat.

  15. Semua siswa dipanggil satu per satu.

  16. Tugas itu dikerjakan oleh kelompok A.

  17. Koleksi lukisan dipamerkan di gedung seni.

  18. Undangan sudah disebarkan ke seluruh warga.

  19. Informasi itu disampaikan oleh panitia inti.

  20. Buku catatan diberikan kepada setiap siswa baru.

Contoh-contoh ini menunjukkan di- sebagai awalan kata kerja pasif dan oleh karena itu ditulis menyatu dengan kata kerja.

C. Contoh Perbandingan (dipisah vs digabung)

Untuk memudahkan perbandingan, berikut beberapa contoh yang sering membingungkan:

Kalimat salah Kalimat benar Penjelasan
dirumah itu indah di rumah itu indah di berfungsi sebagai preposisi menunjukkan tempat → dipisah
diangkat oleh guru (ditulis “di angkat”) diangkat oleh guru diangkat adalah kata kerja pasif → digabung
di dalam kamar di dalam kamar di dalam adalah frasa tempat → dipisah
diantar oleh ayah (ditulis “di antar”) diantar oleh ayah diantar adalah kata kerja pasif dari antar → digabung
di luar negeri di luar negeri di luar menyatakan lokasi → dipisah
diambil kemarin (tulis “di ambil”) diambil kemarin diambil adalah kata kerja pasif → digabung
di antara murid-murid di antara murid-murid di antara adalah frasa hubungan spasial → dipisah
dihargai oleh banyak orang dihargai oleh banyak orang dihargai merupakan kata kerja pasif → digabung

Catatan Khusus dan Kekecualian

Meski pedoman umum sudah jelas, ada beberapa catatan khusus dan kekecualian yang perlu diperhatikan agar tidak salah kaprah dalam menulis.

1. Frasa waktu: di + waktu vs pada + waktu

Beberapa frasa waktu yang sering dituliskan dengan di (misalnya di masa lalu, di abad modern, di tahun lalu) sering dikritisi oleh ahli bahasa karena di lebih tepat digunakan untuk tempat. Pedoman bahasa menyarankan untuk menggunakan kata pada untuk waktu. Misalnya:

  • pada masa lalu (bukan di masa lalu)

  • pada abad modern

  • pada tahun lalu

  • pada bulan Ramadan

Namun, dalam praktik sehari-hari, penulisan di + waktu masih banyak ditemui dan relatif diterima dalam bentuk tidak resmi atau percakapan. Tetapi jika kamu ingin menjaga tulisan agar lebih resmi dan baku, maka sebaiknya gunakan pada untuk frasa waktu.

2. Frasa di mana sebagai kata tanya atau penghubung tempat

Frasa di mana (dua kata) sering digunakan sebagai kata tanya atau penghubung yang menyatakan tempat. Karena fungsinya bukan sebagai awalan, di dan mana ditulis terpisah:

  • “Di mana rumahmu?”

  • “Kitalah yang menentukan di mana rapat itu diselenggarakan.”

3. di di awal kalimat + kapitalisasi

Jika suatu kalimat diawali dengan di, bagaimana penulisannya? Berikut panduannya:

  • Jika di sebagai kata depan, walaupun biasanya ditulis terpisah, jika berada di awal kalimat maka Di ditulis dengan huruf kapital. Contoh: “Di sekolah itu banyak siswa berprestasi.”

  • Jika di- adalah imbuhan (kata kerja pasif), dan berada di awal kalimat, maka Di- juga harus dimulai dengan huruf kapital: “Diangkatlah panitia baru oleh kepala sekolah.”

4. Kekeliruan umum yang sering dijumpai

Beberapa kesalahan yang sering muncul ketika menuliskan di adalah:

  • Menulis dirumah padahal mestinya di rumah.

  • Menulis diambil kemarin sebagai di ambil kemarin.

  • Menulis diruangan kelas (salah) — seharusnya di ruangan kelas.

  • Menulis dipasar untuk menyebut pasar — padahal di pasar.

  • Menulis di masa lalu (padahal waktu) — lebih baku pada masa lalu.

Mengetahui dan menghindari kesalahan-kesalahan ini akan meningkatkan kualitas tulisan kamu menjadi lebih rapi dan sesuai kaidah.

Tips Praktis Agar Tidak Salah Menulis di

Agar dalam prakteknya tidak mudah salah, berikut beberapa tips cepat yang bisa kamu ingat:

  1. Kuncinya: preposisi → pisah; imbuhan pasif → gabung.
    Kalau di menunjuk tempat / waktu → pisah. Kalau di- membentuk kata kerja pasif → gabung.

  2. Gunakan trik substitusi me-.
    Jika di-Kata bisa diubah menjadi me-Kata (kata aktif), maka jadi imbuhan → gabung. Jika tidak bisa, maka kemungkinan itu preposisi → pisah.

  3. Fokus pada jenis kata setelah di.
    Jika setelah di ada kata benda/keterangan tempat → pisah. Jika kata kerja pasif → gabung.

  4. Jangan tergoda menulis di + waktu sembarangan.
    Untuk frasa waktu, pertimbangkan menggunakan pada.

  5. Jika awalan di- berada di awal kalimat, tulis kapital (“Di-”).

  6. Latihan secara konsisten.
    Latih menulis banyak kalimat dengan di, lalu periksa sendiri apakah sudah sesuai dengan aturan. Ulas kembali setiap kesalahan agar tidak terulang.

Aplikasi dalam Penulisan: Latihan dan Koreksi

Berikut latihan menulis dan contoh koreksi untuk memperkuat pemahamanmu.

Latihan 1: Buat kalimat dengan di (dipisah) sebanyak 10 kalimat

Misalnya:

  1. Aku menaruh buku di meja.

  2. Mereka berkumpul di taman kota.

  3. Mobil itu parkir di pinggir jalan.

  4. Kami menunggu di halte bus.

  5. Ibu berkebun di halaman rumah.

  6. Burung tertangkap di atas pohon.

  7. Surat itu dikirim di kantor pos.

  8. Pelajaran dimulai di pagi hari.

  9. Kami berdiskusi di ruang kelas.

  10. Anak itu belajar di perpustakaan.

Setelah membuat kalimat, pastikan di dalam setiap contoh di atas merupakan preposisi (lihat kata setelahnya adalah tempat/keterangan) dan sudah ditulis terpisah.

Latihan 2: Buat kalimat dengan di- (digabung) sebanyak 10 kalimat

Misalnya:

  1. Buku itu dibaca oleh siswa.

  2. Tugas sudah dikerjakan oleh kelompok.

  3. Rumah itu dibangun tahun lalu.

  4. Surat perjanjian ditandatangani oleh kedua pihak.

  5. Proyek telah disetujui oleh manajemen.

  6. Makanan sudah dimasak oleh ibu.

  7. Informasi itu disampaikan dalam rapat.

  8. Keputusan ditetapkan hari ini.

  9. Proposal diproses oleh panitia.

  10. Film itu diproduksi oleh perusahaan terkenal.

Pastikan setiap di- dalam contoh di atas berfungsi sebagai imbuhan dan membentuk kata kerja pasif.

Koreksi contoh salah-ketikan

Berikut beberapa contoh kalimat salah ketik dan koreksinya:

  • Salah: dirumah saya ada taman bunga
    Benar: di rumah saya ada taman bunga

  • Salah: surat itu dimasukkan kedalam amplop
    Benar: surat itu dimasukkan ke dalam amplop atau dimmasukkan ke dalam amplop, tergantung konteks

  • Salah: mobil diparkir dipinggir jalan
    Benar: mobil diparkir di pinggir jalan

  • Salah: dipasar tradisional banyak pedagang
    Benar: di pasar tradisional banyak pedagang

  • Salah: pohon itu ditebang diambil kayunya
    Benar: pohon itu ditebang, (kemudian) diambil kayunya

Koreksi semacam ini penting dilakukan agar tulisan menjadi lebih baku dan mudah dipahami oleh pembaca.

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari

Untuk memperkuat tulisanmu menjadi lebih baik, berikut ringkasan kesalahan umum terkait di yang harus dihindari:

  1. Menulis dirumah, dilema, dipasar untuk fungsi di sebagai preposisi.

  2. Memisahkan di- pada kata kerja pasif, misalnya “di angkat”, “di beri”, “di tulis” — yang benar “diangkat, diberi, ditulis”.

  3. Menggunakan di + waktu sembarangan (misalnya di masa depan) padahal lebih baku pada masa depan.

  4. Mengabaikan huruf kapital di awal kalimat jika di berada di posisi awal, baik sebagai preposisi maupun imbuhan.

  5. Tidak memeriksa konteks makna, sehingga salah menentukan fungsi di.

Kesimpulan

Penggunaan di yang tepat sangat penting agar tulisan kita sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku dan mudah dipahami. Ringkasan aturan yang dapat diingat:

  • Jika di berfungsi sebagai kata depan (preposisi) — untuk menunjukkan tempat, lokasi, arah, atau posisi — maka ditulis terpisah (contoh: di rumah, di sekolah)

  • Jika di berfungsi sebagai awalan (imbuhan) dalam kata kerja pasif, maka ditulis menyatu (digabung) (contoh: ditulis, diproses, dibaca)

  • Untuk membantu membedakan, gunakan trik substitusi me-: jika bisa diubah ke me-Kata (aktif), maka itu adalah imbuhan → digabung

  • Untuk frasa waktu yang diikuti di, pertimbangkan memakai pada agar tulisan menjadi lebih baku

  • Jika di berada di awal kalimat, pakailah huruf kapital (Di…)

Dengan pemahaman teori lengkap dan latihan contoh seperti yang disajikan di artikel ini, kamu diharapkan dapat menulis di dengan benar secara konsisten dalam karya tulismu: karangan, makalah, artikel, esai, atau catatan harian.

Kalau kamu mau, saya bisa kirim versi ringkas (cheat sheet) atau latihan soal di dipisah / digabung untuk kamu latih sendiri. Mau saya sediakan itu?