Ingin Jadi Penulis Tapi Bingung Mulai dari Mana? Ini Panduannya

Ingin Jadi Penulis Tapi Bingung Mulai dari Mana. (Freepik)

Dalam Artikel Ini

Penerbitkolofon.com – Saya tahu rasanya punya banyak ide, tapi bingung bagaimana harus memulainya. Ingin menulis, tapi ragu. Ingin jadi penulis, tapi merasa belum layak.

Kalau itu yang Kamu rasakan, izinkan saya bilang: Kamu tidak sendiri. Saya pun pernah ada di titik yang sama.

Melalui artikel ini, saya ingin membimbing Kamu langkah demi langkah. Bukan sebagai guru, tapi sebagai teman seperjalanan yang sudah lebih dulu menapaki jalan ini.

Dan saya ingin Kamu tahu bahwa menjadi penulis bukan hanya mungkin, tapi juga menyenangkan jika dilakukan dengan cara yang tepat.

1 Temukan Alasan Kenapa Kamu Menulis

Langkah awal paling mendasar adalah mengenali motivasi. Apa yang membuat Kamu ingin menulis? Apakah ingin mencatat kenangan, membagikan ide, mengubah dunia, atau sekadar melepaskan isi hati?

Saya sendiri mulai menulis karena ingin mengabadikan cerita-cerita kecil dalam hidup yang terasa sayang jika hilang begitu saja. Semakin saya menulis, semakin saya merasa bahwa setiap orang punya cerita, dan setiap cerita layak didengar.

Ketika Kamu tahu kenapa Kamu menulis, maka Kamu akan selalu punya alasan untuk terus menulis.

2 Pilih Gaya dan Jenis Tulisan yang Kamu Sukai

Menulis itu luas. Kamu bisa menulis cerpen, puisi, esai, novel, artikel, naskah film, bahkan status media sosial yang berisi makna. Jangan batasi diri. Coba berbagai bentuk tulisan.

Saya pernah memulai dari menulis puisi saat SMA, lalu berpindah ke artikel opini, dan akhirnya jatuh cinta menulis buku nonfiksi. Setiap bentuk tulisan menawarkan sensasi yang berbeda.

Jadi, coba dan rasakan. Tulis blog, kirim cerpen ke media, ikut lomba menulis puisi, atau unggah tulisan reflektif di Instagram. Lama-lama, Kamu akan menemukan bentuk tulisan yang paling sesuai dengan kepribadian dan tujuan Kamu.

3 Biasakan Menulis Setiap Hari

Konsistensi adalah pondasi utama bagi seorang penulis. Menulis itu bukan soal inspirasi semata. Kalau saya menunggu inspirasi, mungkin buku pertama saya tidak pernah selesai.

Mulailah dengan target kecil: 200 kata per hari. Bisa di pagi hari sebelum beraktivitas atau malam sebelum tidur. Tulis apapun: pengalaman hari itu, opini pribadi, atau ide yang melintas. Tidak masalah jika tulisanmu belum bagus. Yang penting adalah membangun kebiasaan.

Saya terbiasa membawa notes kecil ke mana pun. Setiap ide yang muncul, saya catat. Nanti malam, ide itu saya kembangkan. Begitu terus setiap hari.

4 Gunakan Jurnal atau Aplikasi Menulis

Saya sangat menyarankan Kamu memiliki jurnal harian. Menulis di buku fisik memberi pengalaman emosional yang kuat. Tapi kalau Kamu lebih suka digital, coba gunakan Google Docs, Notion, atau aplikasi seperti JotterPad.

Platform seperti Wattpad dan Medium juga bagus untuk menampung tulisan-tulisan awal Kamu. Di sana, Kamu bisa menemukan pembaca dan mendapatkan komentar yang membantu.

5 Bergabung dengan Komunitas Penulis

Menulis bisa jadi kegiatan yang sepi. Tapi bukan berarti Kamu harus sendiri. Saya belajar banyak dari komunitas penulis.

Kamu bisa gabung ke grup Facebook penulis, komunitas Telegram, atau ikut kelas daring seperti di Skill Academy, Ruangguru, dan Good News From Indonesia. Di sana, Kamu bisa berbagi tulisan, bertanya, dan mendapatkan inspirasi.

Saya pernah mengalami writer’s block, dan satu diskusi ringan dengan teman komunitas membuka jalan baru untuk menyelesaikan tulisan yang sempat mandek.

6 Atur Waktu Menulis Secara Disiplin

Jika Kamu serius ingin menjadi penulis, perlakukan waktu menulis seperti janji penting. Jadwalkan di kalender Kamu. Misalnya, setiap hari pukul 06.00–06.30 pagi.

Saya tahu, hidup kadang sibuk. Tapi 30 menit saja sudah cukup untuk menulis satu paragraf. Jika dilakukan konsisten, dalam sebulan Kamu bisa menyelesaikan draft artikel panjang atau satu cerpen.

7 Baca Lebih Banyak Buku

Penulis yang baik adalah pembaca yang setia. Dengan membaca, Kamu akan menyerap gaya bahasa, cara bertutur, dan ragam ide.

Saya pribadi menetapkan target minimal membaca satu buku per minggu. Kadang fiksi, kadang nonfiksi. Saya juga suka membaca ulang buku-buku favorit saya, dan setiap kali membacanya, selalu ada sudut pandang baru yang saya temukan.

Kalau Kamu belum terbiasa membaca buku, mulai dari artikel atau cerita pendek pun tak apa. Yang penting, Kamu memberi asupan untuk pikiran dan imajinasi Kamu.

8 Jangan Takut Salah atau Dikritik

Ketakutan terbesar penulis pemula adalah dinilai jelek. Saya mengerti itu. Dulu saya pun begitu. Tapi kemudian saya sadar, kritik itu teman, bukan musuh.

Tulisan pertama Kamu mungkin belum bagus. Bahkan bisa saja jelek. Tapi itu tidak masalah. Semua penulis hebat pun memulai dari sana.

Yang penting adalah terus menulis, lalu memperbaiki. Kritik yang baik akan membuat Kamu lebih tajam dan matang dalam menulis.

9 Ikuti Lomba Menulis atau Kelas Pelatihan

Lomba menulis adalah cara bagus untuk melatih keberanian dan memperkaya pengalaman. Saya sendiri dulu suka ikut lomba cerpen dan artikel. Beberapa menang, banyak juga yang kalah. Tapi dari situ saya belajar disiplin, belajar deadline, dan belajar menerima hasil.

Kelas pelatihan juga sangat membantu. Sekarang banyak kelas online yang bisa Kamu ikuti dengan harga terjangkau, bahkan gratis. Coba cari di Coursera, Skillshare, atau kelas daring di Instagram penulis favorit Kamu.

10 Publikasikan Tulisanmu

Jangan simpan tulisanmu hanya di laptop. Bagikan. Posting di blog, Medium, Kompasiana, atau Instagram. Kirim ke media atau ikut antologi. Ini penting bukan untuk validasi, tapi untuk membiasakan diri dengan proses menulis, merevisi, dan menerima pembaca.

Saya masih ingat tulisan pertama saya dimuat di media kampus. Perasaan bangga dan semangat itu membuat saya makin ingin menulis lagi dan lagi.

11 Bangun Branding Sebagai Penulis

Kalau Kamu ingin serius menjadi penulis, mulailah membangun citra diri sebagai penulis. Gunakan media sosial untuk berbagi proses menulis Kamu, kutipan dari tulisan Kamu, dan cerita di balik layar.

Jangan lupa, pembaca juga ingin tahu siapa penulisnya, bukan hanya tulisannya.

Kamu bisa mulai dari hal kecil: bio Instagram, foto menulis, atau unggahan proses membuat naskah. Saya memulai dari situ, dan perlahan orang mengenal saya sebagai penulis.

12 Evaluasi Perjalanan Menulis Kamu

Setiap bulan, lihat kembali apa yang sudah Kamu tulis. Apa yang berkembang? Apa yang bisa diperbaiki? Saya biasa mencatat:

Berapa banyak tulisan saya bulan ini? Apa saja ide yang belum saya kembangkan? Apa masukan pembaca terhadap tulisan saya?

Dari situ, saya tahu langkah apa yang perlu saya ambil selanjutnya.

13 Jangan Lupa Istirahat dan Nikmati Prosesnya

Menulis bukan lomba lari cepat. Ini perjalanan panjang. Ada hari di mana Kamu akan merasa buntu. Ada hari Kamu merasa tulisanmu buruk. Tak apa.

Beristirahat sejenak tidak berarti menyerah. Saya sering mengambil jeda seminggu untuk membaca, jalan-jalan, atau ngobrol dengan teman. Setelah itu, saya kembali menulis dengan semangat baru.

Saya ingin Kamu tahu bahwa menjadi penulis bukan soal bakat. Ini soal kemauan, latihan, dan ketekunan. Tidak ada jalan pintas, tapi selalu ada jalan yang bisa ditempuh.

Kalau Kamu sudah membaca sampai sini, artinya Kamu serius. Dan saya percaya, Kamu bisa. Mulailah dari satu kata, lalu satu kalimat. Dan teruslah menulis hingga Kamu menemukan suara Kamu sendiri.