Penerbitkolofon.com – Saya ingin mulai artikel ini dengan satu kalimat sederhana: menulis novel itu luar biasa.
Jika Kamu sudah sampai pada tahap ini, itu artinya Kamu sudah menyelesaikan sebuah karya besar yang lahir dari ide, emosi, dan waktu yang Kamu investasikan.
Tapi tentu, menyelesaikan novel hanyalah separuh perjalanan. Separuh lainnya adalah memastikan bahwa novel itu bisa dibaca oleh orang lain, dinikmati, dan yang paling penting: diterbitkan secara sah dan legal.
Saya ingin mengajak Kamu duduk sebentar dan membaca panduan ini sampai selesai.
Saya menulis artikel ini berdasarkan pengalaman pribadi sebagai penulis mandiri, juga dari berbagai sumber terpercaya seperti Perpustakaan Nasional Indonesia, DJKI, dan platform self-publishing lokal maupun global.
Kita akan membahas seluruh prosesnya secara runtut dan praktis, dari naskah kosong hingga bukumu hadir di rak pembaca.
1. Selesaikan dan Sempurnakan Naskah
Semua berawal dari naskah. Tapi menyelesaikan naskah tidak cukup hanya dengan menulis “TAMAT” di akhir halaman. Yang saya maksud dengan selesai adalah naskah yang sudah rapi secara isi, alur, karakter, dan tata bahasa. Setiap paragraf sudah melalui revisi yang matang.
Saya sarankan Kamu melakukan:
Self-editing: Baca ulang naskahmu, coret bagian yang membosankan, dan perbaiki kalimat yang ambigu. Gunakan fitur komentar di Google Docs agar revisi lebih terorganisir.
Gunakan Beta Reader: Minta beberapa teman yang suka membaca untuk memberikan feedback. Mereka bisa bantu mengidentifikasi celah dalam cerita atau bagian yang membingungkan.
Jika memungkinkan, gunakan jasa editor profesional: Mulai dari copyediting, proofreading, hingga structural editing. Saya sendiri menggunakan jasa ini saat ingin benar-benar memastikan naskah saya siap diterbitkan.
2. Buat Desain Sampul yang Profesional
Sampul adalah hal pertama yang dilihat calon pembaca. Desain yang kurang menarik bisa membuat novel sehebat apa pun jadi tidak dilirik. Saya pernah mengalami ini dan belakangan menyesal tidak memperhatikan kualitas cover sejak awal.
Kamu bisa desain sendiri lewat Canva Pro atau Adobe Express. Tapi kalau Kamu bukan desainer, lebih baik gunakan jasa profesional. Harga desain cover mulai dari Rp100.000 hingga Rp500.000 tergantung kualitas dan reputasi desainernya.
Beberapa tips penting:
Pastikan judul terbaca jelas, bahkan dalam thumbnail ukuran kecil.
Gunakan gambar atau ilustrasi yang sesuai dengan genre.
Komposisi warna harus harmonis dan tidak terlalu ramai.
3. Tata Letak Naskah dan Format Buku
Setelah isi dan sampul siap, kini saatnya mengatur layout isi buku. Kamu bisa menggunakan Microsoft Word, Google Docs, atau software seperti Adobe InDesign dan Scribus.
Standar tata letak buku fiksi:
Ukuran kertas: A5 (14.8 x 21 cm)
Font: Times New Roman atau Garamond, ukuran 11–12 pt
Spasi: 1.5 atau double
Margin: kiri dan atas 4 cm, kanan dan bawah 3 cm
Jangan lupa juga menyisipkan elemen-elemen penting seperti:
Halaman judul
Copyright
Kata pengantar
Daftar isi (jika perlu)
Biodata penulis di halaman akhir
Saya biasanya menyisipkan juga halaman “Tentang Penulis” di bagian belakang untuk membangun koneksi personal dengan pembaca.
4. Urus ISBN Secara Resmi
ISBN (International Standard Book Number) adalah identitas unik buku Kamu. Dengan memiliki ISBN, buku Kamu bisa didistribusikan di toko buku dan terdaftar di Perpustakaan Nasional. Tanpa ISBN, buku Kamu tetap bisa diterbitkan, tapi tidak bisa didaftarkan secara resmi.
Langkah-langkah mendapatkan ISBN:
Buka website isbn.perpusnas.go.id
Buat akun sebagai penerbit perseorangan
Isi data lengkap: judul buku, nama penulis, sinopsis, kategori, dan upload file naskah serta cover
Tunggu proses verifikasi 3–10 hari kerja
Semua proses ini gratis. Saya pribadi sudah mengurus lebih dari lima ISBN untuk berbagai proyek self-publishing, dan semua berjalan lancar.
5. Daftarkan Hak Cipta di DJKI
Daftarkan hak cipta karya Kamu ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI). Tujuannya bukan hanya untuk perlindungan hukum jika ada plagiarisme, tapi juga membuktikan secara sah bahwa Kamu adalah pemilik ide dan isi buku tersebut.
Cara daftarnya:
Buka hakcipta.dgip.go.id
Buat akun
Pilih menu “Permohonan Hak Cipta”
Unggah: naskah (PDF), KTP, cover buku, dan bukti pembayaran
Biaya: sekitar Rp200.000 untuk karya buku
Tunggu sertifikat digital (biasanya 7–14 hari kerja)
Saya sarankan mengurus ini bersamaan dengan ISBN agar prosesnya efisien dan Kamu punya dua bukti hukum atas karyamu.
6. Pilih Platform Self-Publishing yang Sesuai
Kamu bisa memilih menerbitkan bukumu dalam bentuk cetak (print on demand) atau digital (eBook). Saya akan bahas dua-duanya.
A. Cetak Fisik:
Nulisbuku.com: platform lokal yang sangat user-friendly.
Deepublish: cocok untuk buku akademik tapi bisa juga fiksi.
Bitread Publishing: memberikan pilihan cetak sekaligus distribusi di marketplace.
Kelebihannya:
Ada sensasi memegang buku fisik hasil karya sendiri.
Bisa dijual di pameran, bazar, dan toko buku offline.
B. eBook:
Amazon Kindle Direct Publishing (KDP): menjangkau pasar global.
Google Play Books: mudah diakses pengguna Android.
Gramedia Digital: menjangkau pasar pembaca lokal.
Keuntungan eBook:
Biaya produksi sangat rendah.
Bisa diterbitkan kapan saja.
Royalti hingga 70% di beberapa platform.
Saya sendiri mulai dari eBook karena risikonya kecil, lalu lanjut ke cetak saat permintaan mulai meningkat.
7. Tentukan Harga dan Siapkan Metadata
Harga buku harus disesuaikan dengan target pasar. Untuk buku cetak, saya biasanya menghitung: biaya cetak + margin + biaya distribusi. Untuk eBook, Kamu bisa menetapkan harga mulai dari Rp10.000 hingga Rp50.000 tergantung panjang dan segmentasi pembaca.
Metadata penting:
Judul lengkap dan subjudul
Penulis dan editor
Genre dan kategori
ISBN
Deskripsi buku/sinopsis
Kata kunci pencarian
Semua data ini akan membantu bukumu mudah ditemukan di mesin pencari dan toko buku online.
8. Buat Strategi Promosi
Tanpa promosi, bukumu bisa tenggelam di antara ribuan buku lain. Inilah strategi yang saya gunakan:
Bangun akun media sosial sebagai penulis: Instagram, TikTok, Facebook Page
Posting kutipan menarik, trivia cerita, dan progress menulis
Gunakan hashtag seperti #novelindonesia #selfpublishing #bukubaru
Kolaborasi dengan bookstagram dan booktok untuk review
Ikuti event komunitas menulis atau bedah buku
Kamu juga bisa membuat landing page atau blog pribadi sebagai tempat sentral promosi.
9. Jual Buku di Berbagai Kanal
Untuk buku fisik:
Jual lewat Shopee, Tokopedia, Bukalapak
Kerjasama dengan toko buku indie
Jual langsung saat workshop, seminar, atau kelas menulis
Untuk eBook:
Upload ke Amazon KDP, Google Play Books, Gramedia Digital
Gunakan platform agregator seperti PublishDrive atau Draft2Digital
Saya pernah menjual eBook via WhatsApp untuk komunitas eksklusif dengan cara manual, dan itu cukup efektif.
10. Bangun Reputasi Penulis
Jangan berhenti setelah buku pertama. Riset menunjukkan, pembaca lebih suka mengikuti penulis yang konsisten menerbitkan karya. Maka, langkah selanjutnya adalah:
Evaluasi buku pertama: mana yang berhasil dan mana yang tidak
Bangun newsletter untuk pembaca setia
Tulis buku kedua dengan semangat dan strategi yang lebih matang
Reputasi penulis yang baik akan membuka peluang baru: undangan jadi pembicara, pelatihan menulis, kolaborasi dengan penerbit, bahkan adaptasi ke film atau serial.
Kamu tidak perlu menunggu sampai ada penerbit besar yang mengetuk pintu rumahmu. Kamu bisa buka pintumu sendiri dan berjalan ke dunia penerbitan dengan kepala tegak. Saya sudah membuktikannya, dan saya yakin Kamu juga bisa.
Jadi, ayo mulai. Jangan takut salah, karena setiap penulis besar juga memulai dari langkah pertama yang sederhana.
Kalau Kamu butuh template naskah, daftar desainer cover terpercaya, atau komunitas penulis, saya dengan senang hati akan bantu.
Terus menulis dan terus terbitkan. Dunia menunggu ceritamu.