Dari Coretan ke Rak Buku: Cara Praktis Menerbitkan Buku Sendiri

Dari Coretan ke Rak Buku: Cara Praktis Menerbitkan Buku Sendiri. (Freepik)

Dalam Artikel Ini

Penerbitkolofon – Menerbitkan buku mungkin terasa seperti impian besar bagi sebagian orang. Saya paham betul bagaimana rasanya memiliki naskah yang sudah lama tertulis namun belum dipublikasikan.

Di era digital saat ini, self-publishing atau penerbitan mandiri memberikan kita kebebasan untuk melihat karya kita berada di rak-rak buku tanpa harus bergantung pada penerbit besar.

Kamu mungkin bertanya-tanya, “Bagaimana caranya?” Nah, saya akan membagikan langkah-langkah praktis yang bisa kamu ikuti untuk menerbitkan buku sendiri dari coretan pertama hingga buku yang siap dijual dan dibaca oleh banyak orang.

Langkah 1: Menulis dan Menyelesaikan Naskah

Sebelum kita membicarakan proses penerbitan, kita harus memulai dengan yang paling mendasar: menyelesaikan naskah. Ini mungkin terdengar klise, tapi percayalah, menulis buku adalah langkah pertama yang paling menentukan. Tanpa draf pertama, tidak ada buku.

Saya sering mendengar penulis pemula merasa terjebak pada perfeksionisme saat menulis draf pertama. Mereka khawatir akan kesalahan ejaan, kalimat yang tidak sempurna, atau plot yang tidak menarik. Saran saya, jangan terlalu khawatir.

Fokuslah pada menulis dan menyelesaikan draf pertama. Bagaimana pun hasilnya, kita selalu bisa memperbaikinya nanti. Jangan biarkan rasa takut untuk membuat kesalahan menghentikanmu.

Jika kamu merasa terjebak atau kesulitan melanjutkan tulisan, coba atur waktu tertentu setiap hari untuk menulis, meskipun hanya beberapa kalimat. Ini akan membantu kamu tetap konsisten. Saya juga selalu percaya bahwa menulis itu seperti membangun kebiasaan; semakin sering kamu menulis, semakin mudah kamu melakukannya.

Setelah draf pertama selesai, beri waktu untuk diri sendiri. Jangan buru-buru untuk langsung mengedit. Biarkan tulisan itu “terduduk” selama beberapa hari. Ini akan membantu kamu melihatnya dengan mata yang lebih segar saat melakukan revisi.

Langkah 2: Menyunting dan Merevisi Naskah

Setelah kamu menyelesaikan naskah, langkah berikutnya adalah proses penyuntingan dan revisi. Pada tahap ini, kamu akan memoles tulisanmu sehingga alurnya lebih mengalir, bahasa lebih tajam, dan ide-ide yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh pembaca.

Saya selalu menyarankan untuk melakukan revisi dengan kepala dingin dan setelah beberapa hari. Proses ini penting agar kamu bisa melihat kekurangan yang mungkin terlewatkan.

Pada tahap ini, kamu bisa memeriksa struktur kalimat, kesalahan tata bahasa, dan bahkan mengevaluasi apakah ide-ide yang kamu sampaikan bisa diterima dengan baik.

Jika kamu merasa kurang percaya diri, atau jika bukumu membutuhkan penyuntingan mendalam, sangat disarankan untuk menggunakan jasa editor profesional. Kamu bisa mencari editor lepas di berbagai platform seperti Reedsy atau Upwork. Editor akan membantu memperbaiki kesalahan teknis dan memberikan masukan tentang struktur cerita atau buku.

Langkah 3: Desain Sampul Buku yang Menarik

Setelah naskah kamu siap, hal pertama yang akan dilihat pembaca adalah sampul buku. Desain sampul adalah hal yang sangat penting. Saya tahu bahwa kamu mungkin merasa desain bukan bagian dari keahlianmu, tapi percayalah, ini adalah investasi yang sangat berharga.

Bahkan jika bukumu sudah luar biasa, jika sampul bukumu tidak menarik, pembaca mungkin akan melewatkannya begitu saja. Jadi, pikirkan dengan serius desain sampul buku.

Kamu bisa menggunakan desainer grafis profesional yang berpengalaman dalam membuat desain sampul buku, atau jika kamu ingin melakukannya sendiri, ada beberapa platform seperti Canva dan Book Cover Pro yang memungkinkan kamu membuat sampul dengan template yang sudah disediakan.

Sampul buku bukan hanya sekadar gambar atau ilustrasi, tetapi ini adalah representasi dari bukumu. Jika bukumu tentang misteri, desain yang gelap dan misterius mungkin lebih cocok. Namun, jika bukumu adalah buku motivasi atau self-help, desain yang cerah dan energik bisa lebih menggugah rasa penasaran.

Langkah 4: Mendaftarkan ISBN dan Hak Cipta

Jika kamu berniat untuk menerbitkan buku fisik dan mendistribusikannya ke berbagai toko buku, salah satu hal yang perlu kamu urus adalah ISBN (International Standard Book Number). ISBN adalah nomor unik yang mengidentifikasi bukumu secara internasional.

Ini juga penting jika kamu ingin buku kamu terdaftar di database perpustakaan atau di toko buku online besar seperti Amazon.

Di Indonesia, ISBN bisa didapatkan melalui Perpustakaan Nasional. Proses pendaftarannya cukup mudah dan bisa dilakukan secara online. Namun, perlu diingat bahwa ISBN berbayar, jadi pastikan kamu siap dengan biaya pendaftaran tersebut.

Selain ISBN, kamu juga perlu mengurus hak cipta. Hak cipta akan melindungi karyamu agar tidak ada pihak lain yang bisa mengklaimnya sebagai karya mereka. Di Indonesia, proses pendaftaran hak cipta dilakukan di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI). Ini adalah langkah yang penting untuk melindungi karya intelektualmu.

Langkah 5: Pilih Platform Self-Publishing

Setelah desain sampul selesai, dan hak cipta serta ISBN sudah diurus, saatnya untuk memilih platform self-publishing. Ada berbagai platform yang memungkinkan kamu untuk menerbitkan buku secara mandiri tanpa harus bergantung pada penerbit besar. Beberapa platform self-publishing yang terkenal adalah:

Amazon Kindle Direct Publishing (KDP): Salah satu platform terbesar yang memungkinkan kamu menerbitkan buku dalam format e-book dan buku cetak.

Keuntungan dari KDP adalah jangkauannya yang sangat luas, yang memungkinkan bukumu dijual di Amazon, yang merupakan salah satu toko buku terbesar di dunia.

Lulu: Platform lain yang juga memungkinkan kamu menerbitkan buku cetak dan e-book. Lulu juga menyediakan layanan cetak-on-demand, yang berarti kamu tidak perlu mencetak ribuan buku di awal, melainkan hanya mencetak sesuai pesanan.

Google Play Books: Google Play Books adalah pilihan yang sangat baik jika kamu ingin menjual e-bookmu melalui platform Google. Kamu bisa mendapatkan keuntungan dari pembaca di seluruh dunia yang menggunakan perangkat Android.

Setiap platform memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Saya pribadi lebih memilih Amazon KDP karena jangkauannya yang luas dan proses yang mudah, tetapi pilihlah yang paling sesuai dengan kebutuhan bukumu.

Langkah 6: Mendistribusikan Buku

Setelah bukumu diterbitkan secara digital, tahap berikutnya adalah distribusi. Jika kamu memilih platform self-publishing seperti Amazon KDP, distribusi buku akan dilakukan secara otomatis di platform tersebut. Namun, jika kamu memilih untuk menerbitkan buku cetak, kamu bisa menggunakan layanan Print on Demand (POD) yang tersedia di banyak platform.

Untuk distribusi buku fisik, kamu bisa menjualnya langsung melalui website pribadimu atau menggunakan toko buku online yang memiliki layanan Print on Demand. Beberapa toko buku yang menyediakan layanan ini adalah Amazon, Lulu, dan BookBaby. Dengan POD, kamu tidak perlu mencetak buku dalam jumlah besar, cukup cetak sesuai permintaan dari pembeli.

Selain itu, kamu juga bisa mencoba untuk mendistribusikan bukumu ke toko buku lokal. Jika kamu merasa bahwa bukumu memiliki pasar yang baik di Indonesia, cobalah menghubungi toko buku seperti Gramedia, Toko Buku Online, atau bahkan Periplus untuk melihat apakah mereka tertarik untuk menjual bukumu.

Langkah 7: Pemasaran Buku

Pemasaran adalah salah satu langkah yang sering diabaikan, tetapi pemasaran yang tepat bisa sangat berpengaruh terhadap keberhasilan bukumu. Sebagai penulis yang memilih jalur self-publishing, kamu bertanggung jawab penuh terhadap pemasaran bukumu. Berikut adalah beberapa langkah pemasaran yang bisa kamu coba:

Gunakan Media Sosial: Platform seperti Instagram, Facebook, dan Twitter adalah alat pemasaran yang sangat kuat. Kamu bisa memulai dengan membangun akun khusus untuk bukumu, berbagi cuplikan, dan melakukan interaksi dengan calon pembaca.

Blogger dan Influencer: Kamu bisa bekerja sama dengan blogger buku atau influencer yang relevan dengan genre bukumu. Mereka bisa membantu mempromosikan bukumu melalui ulasan atau rekomendasi.

Launch Event: Untuk buku fisik, adakan peluncuran buku. Ini bisa dilakukan secara offline maupun online. Buat event yang menyenangkan dan menarik agar audiens semakin tertarik pada bukumu.

Bergabung dengan Komunitas Penulis: Bergabung dengan komunitas penulis atau forum online yang relevan dapat membantu memperkenalkan bukumu kepada audiens yang lebih besar.

Jangan takut untuk bereksperimen dengan berbagai cara pemasaran. Setiap penulis memiliki pendekatan yang berbeda, dan kamu harus mencari apa yang paling cocok untuk bukumu.

Langkah 8: Evaluasi dan Terus Berkarya

Setelah bukumu diterbitkan dan dipasarkan, langkah berikutnya adalah untuk evaluasi. Perhatikan umpan balik dari pembaca dan lihat bagaimana bukumu diterima di pasaran. Gunakan masukan ini untuk perbaikan dan persiapan untuk buku berikutnya.

Buku pertama adalah batu loncatan. Dengan pengalaman ini, kamu akan lebih siap untuk melanjutkan menulis dan menerbitkan karya-karya berikutnya. Jangan berhenti di satu buku, karena kamu selalu bisa menulis lebih banyak!

Menerbitkan buku sendiri memang tidak mudah, tetapi bukan hal yang mustahil. Dengan langkah-langkah yang tepat, kamu bisa mengubah coretan di kertas menjadi sebuah buku yang diterbitkan dan dibaca banyak orang. Ingat, prosesnya membutuhkan waktu, tetapi setiap langkah yang kamu ambil akan membawa kamu lebih dekat dengan tujuanmu.