Penerbitkolofon – Buku adalah impian banyak orang, tapi seringkali tantangan terbesar bukanlah soal ide, melainkan bagaimana memulai.
Kalau kamu ingin jadi penulis, mungkin kamu merasa bingung tentang dari mana harus memulai. Tidak masalah, saya juga pernah merasakannya. Tapi jangan khawatir, perjalanan menjadi penulis buku tidak perlu membuat kamu merasa terjebak atau bingung.
Di artikel ini, saya akan membagikan 9 langkah awal yang dapat membantu kamu menulis buku dari nol hingga terbit.
Langkah-langkah ini sudah saya susun berdasarkan pengalaman dan informasi yang saya kumpulkan selama bertahun-tahun, dan saya yakin kamu juga bisa melakukannya!
1. Temukan Ide dan Tentukan Jenis Buku yang akan Kamu Tulis
Segala sesuatu dimulai dengan ide. Mungkin kamu sudah memiliki ide yang brilian, atau mungkin kamu belum tahu sama sekali apa yang ingin ditulis.
Tenang, keduanya adalah hal yang normal. Untuk saya, menemukan ide yang tepat bisa jadi proses yang cukup panjang, tetapi sangat menyenangkan.
Beberapa orang mulai dengan hal-hal yang mereka sukai atau minati, sementara yang lain mungkin menemukan inspirasi dari kejadian sehari-hari, buku yang mereka baca, atau bahkan film yang mereka tonton.
Tentukan dulu jenis buku yang ingin kamu tulis. Apakah itu fiksi atau non-fiksi? Apakah itu novel, panduan praktis, atau bahkan biografi? Menulis tentang sesuatu yang benar-benar kamu sukai akan sangat memudahkanmu dalam proses menulis.
Cobalah bayangkan jika kamu menulis tentang hal yang tidak kamu pahami atau tidak kamu sukai—pasti rasanya akan berat.
Beberapa ide yang bisa kamu pertimbangkan:
Novel Fiksi: Jika kamu suka berimajinasi dan menciptakan dunia baru.
Buku Non-Fiksi: Jika kamu ingin berbagi pengetahuan atau pengalaman tentang topik yang kamu kuasai.
Buku Motivasi atau Pengembangan Diri: Jika kamu ingin menginspirasi orang lain untuk mencapai potensi terbaik mereka.
Jadi, apa yang menarik bagi kamu? Temukan itu, dan jadikan sebagai fondasi buku kamu.
2. Lakukan Riset dan Kumpulkan Materi Pendukung
Setelah kamu menentukan ide dan topik, langkah berikutnya adalah melakukan riset. Saya sering mengatakan bahwa menulis buku, terutama buku non-fiksi, adalah seperti menjadi seorang ahli di bidang tertentu.
Tidak ada yang lebih mengecewakan bagi pembaca selain menemukan informasi yang salah atau tidak akurat. Karena itu, riset adalah kunci.
Misalnya, jika kamu menulis buku sejarah, pastikan kamu mengecek fakta dari sumber yang dapat dipercaya.
Jika kamu menulis buku motivasi, carilah data atau kutipan dari tokoh-tokoh terkenal atau penelitian yang mendalam. Ini akan memberi kamu kredibilitas dan membuat bukumu lebih bernilai.
Saya selalu mengingatkan diri sendiri untuk tidak malas dalam riset. Seringkali saya menemukan hal-hal baru yang menarik selama proses riset, yang malah memperkaya ide dan pandanganku dalam menulis.
3. Buat Outline atau Kerangka Buku
Kamu mungkin pernah mendengar istilah “outline” atau “kerangka buku,” dan ini adalah langkah yang tidak boleh dilewatkan.
Saya tahu, menulis dengan bebas bisa terasa menyenangkan, tetapi memiliki kerangka akan sangat membantu dalam membuat ide-ide kamu lebih terstruktur. Kerangka ini adalah peta jalan yang akan menuntun kamu dari awal hingga akhir.
Outline tidak harus detail sekali. Yang penting adalah kamu sudah tahu alur umum buku kamu, dari pendahuluan hingga kesimpulan atau akhir cerita.
Dengan kerangka yang jelas, kamu akan merasa lebih mudah ketika mulai menulis. Kerangka ini bisa berupa daftar bab dan sub-bab, atau bahkan bisa lebih sederhana, seperti daftar poin utama yang ingin kamu bahas dalam buku.
Sebagai contoh, jika kamu menulis buku non-fiksi tentang pengembangan diri, kerangka sederhana bisa seperti ini:
1. Pendahuluan: Mengapa penting untuk mengembangkan diri?
2. Bab 1: Mengidentifikasi kekuatan diri
3. Bab 2: Cara meningkatkan keterampilan komunikasi
4. Bab 3: Menghadapi tantangan dan kegagalan
5. Kesimpulan: Langkah-langkah selanjutnya dalam pengembangan diri
Dengan begitu, setiap kali kamu merasa bingung, kamu bisa merujuk kembali ke kerangka ini dan melanjutkan menulis.
4. Tentukan Waktu dan Tempat Menulis yang Tepat
Menulis buku adalah sebuah komitmen, dan untuk itu, kamu membutuhkan rutinitas. Saya pribadi percaya bahwa menulis itu seperti olahraga—semakin sering kamu melakukannya, semakin baik kamu dalam hal itu. Oleh karena itu, tentukan waktu tertentu setiap hari untuk menulis.
Bisa di pagi hari sebelum memulai aktivitas lain, atau malam hari setelah pekerjaan selesai.
Selain waktu, tempat menulis juga sangat memengaruhi produktivitas. Beberapa orang lebih suka menulis di tempat yang tenang, seperti di ruang kerja mereka, sementara yang lain lebih nyaman menulis di luar ruangan, seperti di kafe. Cobalah beberapa tempat dan waktu untuk melihat mana yang paling nyaman untuk kamu. Yang terpenting, kamu harus merasa nyaman dan bisa fokus.
Menulis buku bukanlah sesuatu yang bisa kamu lakukan dalam sehari. Kamu membutuhkan waktu dan kesabaran. Jadi, disiplinlah dalam menentukan waktu menulis setiap harinya.
5. Mulai Menulis Draf Pertama Tanpa Khawatir Sempurna
Pada tahap ini, banyak penulis yang terhenti karena ingin menulis dengan sempurna. Saya bisa merasakan kekhawatiran ini juga, terutama saat mulai menulis draf pertama.
Tapi, saya ingin mengingatkan kamu: draf pertama tidak perlu sempurna. Jangan biarkan rasa takut untuk membuat kesalahan menghentikanmu.
Menulis draf pertama adalah tentang menumpahkan ide dan pikiran kamu ke dalam bentuk tulisan. Jangan khawatir tentang tata bahasa atau ejaan yang salah—itu semua bisa diperbaiki nanti. Yang penting adalah kamu sudah mulai menulis. Setelah draf pertama selesai, barulah kamu bisa melakukan revisi dan penyuntingan.
Ingat, banyak penulis hebat yang buku pertamanya penuh dengan kesalahan. Yang membedakan mereka adalah mereka terus maju dan menyelesaikan tulisan mereka. Jadi, mulailah menulis!
6. Lakukan Revisi dan Penyuntingan
Setelah draf pertama selesai, saatnya untuk memperbaikinya. Ini adalah bagian yang sangat penting dalam menulis buku. Saya suka menyebut proses ini sebagai tahap “menyempurnakan” karya.
Biasanya, saya akan membaca draf pertama dengan mata segar dan mencari bagian-bagian yang perlu perbaikan—baik itu dalam hal alur, karakter, atau bahkan logika yang kurang jelas.
Penyuntingan adalah saat yang tepat untuk memoles tulisanmu. Cek kesalahan ketik, perbaiki kalimat yang ambigu, dan pastikan semuanya mudah dibaca.
Kamu juga bisa meminta seseorang untuk membaca bukumu dan memberikan masukan. Beberapa penulis memilih untuk bekerja dengan editor profesional untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bukunya.
7. Desain Sampul Buku yang Menarik
Sampul buku adalah hal pertama yang dilihat pembaca. Oleh karena itu, desain sampul yang menarik sangat penting untuk menarik perhatian orang. Jangan anggap remeh desain sampul! Sampul buku yang bagus akan menggugah rasa penasaran pembaca dan membuat mereka ingin membaca lebih lanjut.
Jika kamu memilih untuk menerbitkan buku secara mandiri, kamu bisa menyewa desainer grafis profesional untuk mendesain sampul bukumu. Pastikan sampul tersebut mencerminkan isi buku dan menarik bagi audiens yang kamu tuju.
8. Urus ISBN dan Hak Cipta
Jika kamu ingin bukumu resmi terdaftar dan dilindungi hukum, kamu perlu mendapatkan ISBN (International Standard Book Number) dan mengurus hak cipta.
ISBN adalah nomor unik yang mengidentifikasi bukumu di seluruh dunia. Hak cipta melindungimu dari plagiarisme, jadi pastikan untuk mengurusnya dengan benar.
Proses ini mungkin terasa rumit, tetapi banyak layanan penerbitan independen yang dapat membantu kamu untuk mengurus ISBN dan hak cipta dengan mudah. Pastikan bukumu terlindungi dengan baik.
9. Pemasaran dan Distribusi Buku
Akhirnya, bukumu sudah selesai dan siap untuk diterbitkan. Tetapi, pekerjaanmu belum selesai. Sekarang, saatnya untuk memasarkan dan mendistribusikan bukumu.
Saya tahu, bagi sebagian orang, ini bisa menjadi bagian yang paling menantang, tetapi pemasaran adalah kunci kesuksesan buku.
Gunakan platform media sosial untuk mempromosikan bukumu. Kamu bisa membuat akun khusus untuk buku tersebut dan mulai membangun audiens.
Selain itu, pertimbangkan untuk bekerja sama dengan influencer atau blog yang membahas topik terkait dengan bukumu. Jangan ragu untuk melakukan peluncuran buku atau acara lainnya untuk menarik perhatian pembaca.
Distribusikan bukumu ke toko buku online seperti Amazon atau platform e-book. Jangan lupa untuk membuat versi cetak dan digital jika memungkinkan.
Menulis buku memang bukan hal yang mudah, tapi bukan berarti hal itu tidak mungkin dilakukan. Dengan mengikuti langkah-langkah yang saya bagikan, kamu sudah memiliki peta jalan yang jelas untuk mencapai tujuanmu.
Ingat, perjalanan menulis buku memerlukan waktu dan kesabaran. Tetapi, setiap langkah yang kamu ambil akan membawa kamu lebih dekat ke tujuan.
Jadi, apakah kamu siap untuk menulis bukumu? Saya yakin kamu bisa melakukannya! Jangan takut untuk mulai, dan jangan berhenti sampai buku itu terbit.