Adjektiva atau kata sifat adalah salah satu kelas kata yang paling penting dan esensial dalam komunikasi sehari-hari. Perannya tidak hanya sebagai pelengkap, melainkan sebagai penentu kualitas, dimensi, emosi, dan keadaan dari suatu nomina (kata benda). Tanpa adjektiva yang kaya dan beragam, percakapan kita akan terdengar monoton, laporan menjadi kering, dan deskripsi kehilangan daya tarik visual maupun emosionalnya.
Dalam Bahasa Indonesia, penggunaan adjektiva mengikuti kaidah baku, yang di antaranya ditekankan dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBI) yang disusun oleh Hasan Alwi dkk. Adjektiva umumnya diletakkan di belakang nomina yang diterangkan (kursi lama; rumah besar) atau berfungsi sebagai predikat yang menerangkan keadaan subjek (Udara itu dingin.). Memahami dan memanfaatkan 200 contoh penggunaan praktis ini akan membantu menajamkan kemahiran berbahasa dan meningkatkan kemampuan kita untuk melukiskan dunia dengan kata-kata.
Adjektiva dibagi menjadi beberapa kategori semantik (makna) yang mencerminkan cara kita memproses dan mendeskripsikan informasi, mulai dari indra fisik hingga penilaian subjektif. Pengelompokan contoh berikut disusun berdasarkan kategori makna ini, menunjukkan fleksibilitas dan kekayaan leksikal adjektiva dalam berbagai konteks harian.
Adjektiva Kualitas dan Sifat
Kategori ini merupakan inti dari adjektiva, menggambarkan sifat dasar atau kualitas intrinsik suatu benda atau makhluk hidup, termasuk sifat baik, buruk, atau umum.
A. Kualitas Positif
Penggunaan adjektiva untuk memberikan kesan atau penilaian yang baik:
- Karyawan baru itu memiliki etos kerja yang rajin sekali.
- Desain interior rumahnya terlihat anggun dan mewah.
- Ia adalah pribadi yang jujur dan selalu menepati janji.
- Pemandangan matahari terbit di pantai itu amat indah.
- Masakan Ibu selalu terasa lezat dan menggugah selera.
- Anak itu tumbuh menjadi remaja yang cerdas dan berprestasi.
- Sikapnya yang sopan membuat semua orang menyukainya.
- Dia dikenal memiliki hati yang tulus dan suka membantu.
- Pidato kepala sekolah tadi pagi sangat inspiratif.
- Pertunjukan musik orkestra itu terdengar merdu.
- Bunga mawar itu mekar dengan warna cerah memesona.
- Guru kami memberikan penjelasan yang mudah dipahami.
- Keputusan yang diambil oleh direktur itu sungguh bijaksana.
- Senyumnya yang manis berhasil mencairkan suasana tegang.
- Ayah selalu mengajarkan kami untuk bersikap ramah kepada siapa pun.
- Kain tenun ini terasa halus di kulit.
- Pengalaman liburan di Bali adalah paling menyenangkan.
- Ide yang ia ajukan dalam rapat adalah brilian.
- Penampilannya di atas panggung terlihat elegan.
- Udara di desa ini terasa segar dan bersih.
- Mobil baru Bibi memiliki mesin yang prima.
- Jembatan yang baru dibangun itu terlihat kokoh dan kuat.
- Suasana di perpustakaan hari ini tenang sekali.
- Novel fiksi ilmiah itu ceritanya sangat menarik.
- Dia menyelesaikan tugasnya dengan cepat dan rapi.
B. Kualitas Negatif dan Keterbatasan
Penggunaan adjektiva untuk memberikan kesan negatif, buruk, atau menunjukkan kekurangan:
- Tingkah lakunya yang kasar membuat orang lain menjauh.
- Mobil tua itu memiliki kondisi yang sangat buruk.
- Keputusan manajer itu dinilai terlalu gegabah.
- Rasa makanan di restoran itu ternyata asin sekali.
- Jalanan di depan rumah kami terlihat becek setelah hujan.
- Pria itu dikenal sebagai pribadi yang pelit dan sombong.
- Ruangan tanpa jendela itu terasa pengap dan panas.
- Proyek yang gagal itu menimbulkan kerugian amat besar.
- Bau sampah di pasar itu terasa busuk dan menyengat.
- Kami merasa sangat kesulitan mencari alamat rumahnya.
- Warna baju yang ia kenakan terlihat norak dan mencolok.
- Bangunan tua itu terlihat rapuh dan hampir roboh.
- Kualitas produk impor itu ternyata jauh lebih rendah.
- Perdebatan itu menjadi amat sengit dan tidak berkesudahan.
- Lukisan abstrak itu tampak jelek di mata kritikus.
- Anak anjing itu memiliki kaki yang pincang sejak lahir.
- Suara speaker itu terdengar bising dan memekakkan.
- Kabar menyedihkan itu mengejutkan seluruh keluarga.
- Lampu di lorong ini sudah remang-remang.
- Permukaan meja itu terasa kasar dan berdebu.
- Perilakunya yang curang merusak reputasi tim.
- Kami mengalami perjalanan yang penuh guncangan.
- Air di sungai itu terlihat keruh dan berlumpur.
- Pakaiannya yang kotor dan kumal menarik perhatian.
- Tugas yang diberikan dosen itu sangat rumit.
Adjektiva Ukuran, Dimensi, dan Bentuk
Kategori ini fokus pada aspek fisik yang dapat diukur, dihitung, atau diamati bentuknya.
A. Ukuran dan Dimensi
- Gunung Semeru adalah salah satu gunung tertinggi di Pulau Jawa.
- Handphone barunya memiliki layar sangat lebar.
- Kami membeli lemari yang ukurannya kurang besar untuk kamar ini.
- Sumur di belakang rumah kakek itu sangat dalam.
- Tinggi badannya lebih pendek daripada rata-rata.
- Bola basket itu terasa berat ketika diangkat.
- Mereka membawa tumpukan kardus yang amat tebal.
- Jembatan baru itu memiliki panjang seribu meter.
- Batang pohon beringin itu terlihat gemuk dan pendek.
- Air di dalam ember hanya tinggal sedikit.
- Kami melihat bintang paling kecil di konstelasi Orion.
- Gelas itu berisi air yang setengah penuh.
- Ayah membuat pagar dengan kayu yang cukup panjang.
- Pintu ruangan itu terlalu sempit untuk dilewati.
- Garis yang ditariknya tampak sangat tipis.
- Kami mendaki lereng yang kemiringannya curam.
- Bangunan itu memiliki tembok yang setinggi pohon.
- Jendela yang pecah itu ukurannya kecil sekali.
- Jalan setapak itu lebarnya hanya sejengkal.
- Dia memiliki koleksi buku yang jauh lebih banyak dariku.
- Berat badannya kini lebih ringan dari bulan lalu.
- Kami membutuhkan benang yang lebih halus untuk menjahit sutra.
- Tangga menuju loteng itu terasa sempit dan gelap.
- Tumpukan dokumen di mejanya sangat tinggi.
- Area parkir itu kurang luas untuk menampung semua mobil.
B. Bentuk dan Kondisi Fisik
- Dia membeli meja dengan permukaan bundar yang elegan.
- Papan nama itu berbentuk persegi panjang.
- Kue lapis yang ia buat terlihat berlapis-lapis.
- Kertas yang baru dicetak itu masih lembab.
- Jalanan di depan rumah menjadi licin setelah tumpahan minyak.
- Pecahan kaca itu memiliki ujung yang tajam.
- Perutnya terasa kenyang setelah makan malam besar.
- Rambutnya yang keriting itu terlihat unik.
- Permukaan kulit pisang itu masih mulus.
- Setelah berlari, tubuhnya terasa lelah dan berkeringat.
- Bola itu berbentuk bulat sempurna.
- Permukaan batu granit itu terasa dingin dan padat.
- Tali itu tampak kusut dan sulit diurai.
- Pakaiannya menjadi basah kuyup setelah kehujanan.
- Kotak hadiah itu memiliki bentuk kubus yang rapi.
- Kopi itu terasa panas di lidahku.
- Kancing jaketnya terlihat longgar dan hampir lepas.
- Dia merasa haus setelah berjalan jauh di bawah sinar matahari.
- Permukaan tanah di gurun itu kering kerontang.
- Bentuk daunnya terlihat runcing di ujung.
- Lapisan es di kutub utara kini semakin tipis.
- Setelah sakit, badannya terlihat kurus kering.
- Sayuran yang baru dipetik itu masih terasa segar.
- Keramik lantai itu terasa licin dan berkilau.
- Kertas-kertas di mejanya tampak berserakan.
Adjektiva Waktu, Jarak, dan Sikap Batin
Kategori ini mencakup keterangan temporal dan spasial, serta sifat yang berkaitan dengan emosi, perasaan, atau kondisi psikologis.
A. Waktu dan Jarak
- Kami membutuhkan solusi yang lebih cepat dari ini.
- Pertemuan yang diadakan itu berlangsung cukup lama.
- Rumah sakit itu letaknya jauh dari pusat kota.
- Keputusan yang kami tunggu adalah terbaru dan paling akurat.
- Kami harus tiba di lokasi dalam waktu sesingkat-singkatnya.
- Kunjungan kami ke sana masih terbilang baru terjadi.
- Hubungan mereka sudah terjalin sangat lama.
- Stasiun kereta api itu ternyata amat dekat dari rumahku.
- Masa tenggang pengembalian produk itu sudah usang.
- Proyek yang dikerjakan ini masih tergolong tahap awal.
- Ia adalah penemuan terakhir dari ilmuwan tersebut.
- Kami mengukur jarak yang lebih dekat antara dua titik.
- Kenangan lama itu tiba-tiba terlintas di benaknya.
- Desa itu terletak paling utara di pulau ini.
- Ini adalah peristiwa yang terjadi paling akhir dalam sejarah mereka.
- Saya merasa sudah terlambat untuk mengejar penerbangan itu.
- Pemberitahuan mendadak itu mengejutkan semua orang.
- Ia menunda pekerjaan yang seharusnya sudah segera diselesaikan.
- Pameran itu akan diadakan dalam waktu dekat ini.
- Peluang untuk sukses terlihat jauh di depan mata.
- Mereka mencari lokasi yang tidak terlalu jauh dari sekolah.
- Kami berharap masalah ini bisa selesai secepat-cepatnya.
- Film yang baru kami tonton itu adalah film terdahulu.
- Itu adalah momen paling awal dalam karirnya.
- Penerapan sistem baru itu agak lambat dari jadwal.
B. Sikap Batin dan Emosi
- Wajahnya terlihat sedih setelah mendengar kabar duka.
- Kami merasa bahagia mendengar kelulusannya.
- Anak itu terlihat cemas saat ujian dimulai.
- Dia adalah orang yang sangat sabar dalam menghadapi masalah.
- Semua orang di ruangan itu terlihat khawatir akan keputusan direksi.
- Kami menyambut kedatangan tamu dengan perasaan gembira.
- Sikapnya yang cuek membuat orang lain kesal.
- Ia sangat berani menghadapi tantangan yang ada.
- Kami amat terkejut dengan berita kecelakaan itu.
- Dia selalu bersikap optimistis menghadapi masa depan.
- Saya merasa sungguh lega setelah pekerjaan ini selesai.
- Ayah terlihat marah karena ulah kami.
- Kucing peliharaannya sangat manja dan suka digendong.
- Kami terlalu lelah untuk melanjutkan perjalanan.
- Suasana di dalam mobil menjadi tegang setelah argumen itu.
- Dia adalah sosok yang pemalu dan jarang berbicara.
- Mereka merasa amat kecewa dengan hasil pertandingan.
- Kami menyaksikan pertunjukan itu dengan hati terkagum-kagum.
- Keputusan untuk berhenti itu terasa sangat sulit.
- Kami merasa bersalah karena melanggar aturan.
- Karyawan itu menunjukkan sikap yang apatis terhadap perusahaan.
- Ekspresi wajahnya terlihat dingin dan tidak menunjukkan emosi.
- Perasaanku menjadi tidak enak sejak pagi tadi.
- Dia bersikap rasional dalam mengambil setiap langkah.
- Kami sangat antusias menyambut kedatangan mereka.
Adjektiva Tambahan (Klasifikasi, Warna, dan Penekanan)
Bagian ini menyajikan adjektiva yang memiliki fungsi spesifik, seperti mengklasifikasikan, menunjukkan warna, atau menekankan suatu sifat.
A. Adjektiva Warna dan Klasifikasi
- Pintu rumahnya dicat dengan warna hijau toska yang unik.
- Langit pagi ini terlihat biru cerah tanpa awan.
- Kami membeli sebuah jaket berwarna merah maroon.
- Pakaian adat itu memiliki corak kuning keemasan.
- Buku putih itu berisi dokumen penting.
- Semua pernyataan yang ia sampaikan adalah mutlak.
- Mata pelajaran wajib harus diikuti oleh semua siswa.
- Hukum yang berlaku di negara ini bersifat universal.
- Kami hanya menemukan barang original, bukan tiruan.
- Pengadilan memberikan putusan yang final.
- Ia hanya memiliki seorang anak tunggal.
- Kami menyaksikan fenomena alam yang aneh dan langka.
- Suku primitif itu masih hidup terisolasi.
- Meja itu dilapisi dengan kain beludru yang tebal.
- Dia memakai sepatu dengan sol tebal.
- Makanan itu menggunakan rempah tradisional.
- Penemuan itu adalah yang pertama di dunia.
- Item di toko ini harganya sudah pas.
- Kami melihat ikan merah jingga di akuarium.
- Daun teh yang baru dipetik itu berwarna hijau pekat.
- Dia membeli mobil bekas yang masih orisinil.
- Kami membutuhkan informasi yang seutuhnya lengkap.
- Lukisan itu didominasi oleh warna abu-abu gelap.
- Proyek ini adalah proyek utama perusahaan.
- Dia memberikan jawaban yang positif atas pertanyaan kami.
B. Adjektiva dalam Pertarafan dan Perbandingan
Penggunaan adjektiva dengan pewatas tingkat, yang sering menjadi penekanan dalam analisis sintaksis seperti yang dikemukakan oleh Slametmuljana (1969) mengenai derajat kualitas.
- Rumahnya lebih besar daripada rumah tetangga kami.
- Cuaca hari ini paling dingin sepanjang tahun ini.
- Harga laptop itu sangat mahal sekali.
- Penampilannya di panggung tidak kalah bagus dengan artis senior.
- Kualitas suara penyanyi itu amat sangat merdu.
- Mobil sport itu melaju terlalu kencang di jalan tol.
- Dia adalah pelari tercepat yang pernah saya lihat.
- Soal ujian kali ini kurang sulit dari yang kami duga.
- Gedung itu tingginya sama tinggi dengan menara sebelah.
- Jawabannya lebih tepat dan rinci dari yang lain.
- Masakannya tidak seenak masakan Ibuku.
- Ia adalah anak paling cerdas di kelasnya.
- Pertandingan itu sangat seru dan menegangkan.
- Saya merasa lebih nyaman di ruangan ini.
- Suara teriakannya terdengar amat keras.
- Hasil ujianmu sudah cukup baik, tetapi bisa ditingkatkan.
- Gaun pengantin itu terlihat begitu mewah.
- Dia merasa teramat sedih hingga tak mampu berbicara.
- Buku itu lebih tebal dan padat isinya.
- Pemandangan itu sungguh luar biasa indahnya.
- Kerugiannya jauh lebih banyak dari perkiraan awal.
- Kami bekerja sekeras-kerasnya untuk menyelesaikan target.
- Permasalahan ini tidak sesederhana yang kamu kira.
- Pohon itu tingginya kurang lebih sepuluh meter.
- Reaksinya agak lambat saat kami memanggilnya.
Penutup
Dua ratus contoh penggunaan adjektiva ini menunjukkan betapa pentingnya peran adjektiva dalam membangun presisi dan kedalaman komunikasi sehari-hari dalam Bahasa Indonesia. Adjektiva memungkinkan kita untuk melampaui deskripsi faktual menuju ekspresi sensorik dan emosional yang mengikat pembaca.
Dengan memahami kategori-kategori makna, dari kualitas dasar, dimensi fisik, hingga nuansa emosional dan perbandingan, kita dapat memilih kata sifat yang paling efektif dan berdampak untuk setiap konteks. Penggunaan adjektiva yang cerdas, selaras dengan kaidah sintaksis baku, adalah kunci untuk membuat setiap kalimat menjadi lebih hidup, lebih jelas, dan lebih menarik.