50 Contoh Kalimat Adjektiva dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam Artikel Ini

Adjektiva, atau kata sifat, merupakan salah satu pilar utama dalam konstruksi bahasa yang tidak hanya memungkinkan kita untuk menyampaikan fakta, tetapi juga untuk melukiskan perasaan, nuansa, dan detail yang memperkaya makna. Dalam kehidupan sehari-hari, kita secara naluriah menggunakan adjektiva untuk mengkategorikan, membandingkan, dan mendeskripsikan dunia di sekitar kita—mulai dari kualitas kopi di pagi hari hingga kerumitan emosi yang kita rasakan.

Menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBI) yang disusun oleh Hasan Alwi dkk. (2003/2017), adjektiva didefinisikan sebagai kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang nomina. Keterangan ini dapat mencakup sifat (ramah), ukuran (besar), warna (merah), bentuk (bulat), waktu (lama), hingga jarak (dekat). Tanpa adjektiva, interaksi kita akan miskin deskripsi, sehingga sulit untuk membedakan antara “buku” dan “buku tebal,” atau antara “rumah” dan “rumah sederhana.” Penggunaan adjektiva yang tepat mencerminkan kemahiran berbahasa dan kemampuan kita untuk menangkap serta mengkomunikasikan kompleksitas realitas.

Untuk memberikan pemahaman yang mendalam mengenai bagaimana adjektiva beroperasi dalam konteks praktis, berikut disajikan 50 contoh kalimat yang dikelompokkan berdasarkan fungsi dan jenis maknanya, lengkap dengan analisis linguistik singkat di setiap paragraf narasinya.

Adjektiva Berdasarkan Fungsi Sintaksisnya

Dalam kalimat, adjektiva memiliki tiga fungsi sintaksis utama: atributif, predikatif, dan adverbial, yang masing-masing menunjukkan penempatan dan peran yang berbeda dalam konstruksi frasa atau klausa.

1. Adjektiva dalam Fungsi Atributif (Pewatas Nomina)

Dalam fungsi atributif, adjektiva secara langsung melekat pada nomina dan berfungsi mewatasi maknanya. Mengikuti kaidah baku Bahasa Indonesia, adjektiva atributif biasanya diletakkan setelah nomina yang diterangkan (Diterangkan-Menerangkan). Penggunaan konjungsi yang seringkali menyertai fungsi ini, meskipun tidak selalu wajib, berfungsi sebagai penekanan atau penanda klausa relatif yang dipadatkan.

Contoh Kalimat:

  1. Kopi panas itu membangkitkan semangatku di pagi hari.
  2. Mereka menyaksikan pemandangan gunung yang menjulang tinggi.
  3. Saya tidak sengaja menjatuhkan vas antik milik Ibu.
  4. Keputusan terakhir dari rapat itu sangat ditunggu.
  5. Kami membeli meja persegi panjang untuk ruang makan.
  6. Ia dikenal sebagai pria jujur dan pekerja keras.
  7. Udara dingin di puncak sangat menusuk tulang.
  8. Kami menikmati santap malam lezat di restoran baru.
  9. Cerita sedih itu membuat semua penonton menitikkan air mata.
  10. Dokumen penting harus ditandatangani hari ini juga.

Dalam contoh-contoh di atas, adjektiva seperti panas, antik, jujur, dan lezat secara tegas membatasi makna nomina. Frasa kopi panas misalnya, membedakan kopi tersebut dari jenis kopi lainnya (kopi dingin atau kopi hangat), menegaskan fungsi deskriptif yang vital dalam percakapan sehari-hari.

2. Adjektiva dalam Fungsi Predikatif (Inti Klausa)

Adjektiva predikatif adalah ketika kata sifat tersebut menempati posisi predikat dalam kalimat atau klausa. Dalam fungsi ini, adjektiva berfungsi penuh menjelaskan keadaan subjek. Adjektiva predikatif sering kali didahului oleh pewatas tingkat (sangat, lebih, terlalu) untuk menunjukkan pertarafan (tingkat kualitas), yang merupakan ciri khas morfologis adjektiva, seperti yang dikaji dalam karya C.A. Mees (1954).

Contoh Kalimat:

  1. Anak kecil itu terlihat sangat menggemaskan.
  2. Cuaca hari ini lebih cerah dari perkiraan.
  3. Hatiku tiba-tiba terasa gundah tanpa alasan jelas.
  4. Harga properti di kawasan ini terlalu mahal.
  5. Keputusannya di akhir acara adalah mutlak.
  6. Gedung pencakar langit itu tertinggi di seluruh kota.
  7. Air di danau itu sekarang sudah jernih kembali.
  8. Sikapnya akhir-akhir ini agak dingin kepadaku.
  9. Laporan keuangan itu ternyata salah dan harus direvisi.
  10. Ia menjadi kaya setelah berhasil menjual perusahaannya.

Adjektiva seperti mutlak (pada kalimat 15) menunjukkan adjektiva tak bertaraf, yang secara semantik tidak dapat ditingkatkan, namun tetap berfungsi sebagai predikat. Sementara itu, gundah dan jernih adalah adjektiva bertaraf yang mendeskripsikan keadaan mental dan fisik subjek.

3. Adjektiva dalam Fungsi Adverbial (Keterangan Cara)

Meskipun fungsi utamanya bukan sebagai keterangan (adverbia), adjektiva dapat ditransposisikan untuk mewatasi verba, sering kali melalui proses reduplikasi (pengulangan) atau dengan preposisi dengan, memberikan keterangan cara.

Contoh Kalimat:

  1. Mereka harus berjuang sekuat-kuatnya demi mencapai tujuan itu.
  2. Pria itu menyambut kedatangan kami dengan ramah.
  3. Ibu menegurku halus-halus agar tidak menyinggung perasaan.
  4. Kamu harus bekerja sebaik-baiknya agar hasilnya maksimal.
  5. Dia melangkah pelan-pelan menuruni tangga tua itu.

Dalam konstruksi sekuat-kuatnya (kalimat 21), adjektiva kuat diulang dan dilekati afiks se-nya, menunjukkan batas maksimal cara, yang merupakan penggunaan baku adjektiva dalam peran adverbial.

Adjektiva Berdasarkan Kategori Makna (Semantik)

Selain fungsi sintaksis, adjektiva juga dapat dikelompokkan berdasarkan makna yang diungkapkannya, yang menunjukkan keragaman fungsinya dalam menyampaikan detail kehidupan sehari-hari, sebagaimana diuraikan dalam panduan-panduan linguistik seperti Linguistik Umum oleh Abdul Chaer (2008).

4. Adjektiva Kualitas dan Sifat

Ini adalah jenis adjektiva yang paling umum, yang menggambarkan sifat atau kualitas intrinsik suatu nomina.

Contoh Kalimat:

  1. Gadis itu memiliki senyum yang tulus.
  2. Penyanyi itu memiliki suara merdu yang membius pendengar.
  3. Film horor yang kami tonton tadi malam cukup menakutkan.
  4. Perilaku mereka terhadap tetangga sangat sopan.
  5. Bangunan tua di sudut jalan itu terlihat angker.
  6. Ia adalah siswa paling rajin di antara teman-temannya.
  7. Makanan yang dihidangkan terasa pedas sekali.
  8. Kucing kesayangannya tampak manja dan tidak mau ditinggal.
  9. Kami menyukai ide yang brilian dari tim baru itu.
  10. Suasana di dalam ruangan rapat menjadi tegang.

Adjektiva seperti tulus, sopan, dan manja merujuk pada kualitas psikis atau sikap batin (karakter) nomina, sedangkan merdu, pedas, dan tegang merujuk pada kualitas sensorik dan suasana hati yang sering kita alami setiap hari.

5. Adjektiva Ukuran, Bentuk, dan Dimensi

Adjektiva ini memberikan keterangan mengenai aspek fisik yang dapat diukur, seperti dimensi, volume, dan bentuk geometris.

Contoh Kalimat:

  1. Mobil sport itu terlihat panjang dan ceper.
  2. Kolam renang di hotel itu sangat dalam.
  3. Kami membutuhkan wadah yang besar untuk menampung air.
  4. Piring yang pecah itu memiliki bentuk lonjong yang unik.
  5. Jalanan di desa kami sekarang sudah lebar dan mulus.
  6. Kotak itu terlalu berat untuk diangkat oleh satu orang.
  7. Pohon beringin di halaman rumah tampak kokoh.
  8. Papan tulis itu ukurannya kurang luas untuk mencatat semua materi.
  9. Garis yang ditariknya terlihat lurus dan rapi.
  10. Lukisan abstrak itu tampak kecil dibandingkan bingkainya.

Penggunaan adjektiva ini, seperti dalam, lonjong, dan berat, membantu kita mengidentifikasi objek berdasarkan ciri fisiknya, sehingga komunikasi tentang dunia material menjadi jauh lebih spesifik dan terhindar dari ketidakjelasan.

6. Adjektiva Waktu, Jarak, dan Klasifikasi (Tak Bertaraf)

Jenis adjektiva ini sering digunakan untuk mengukur waktu, jarak, atau mengklasifikasikan nomina ke dalam kelompok tertentu (adjektiva tak bertaraf).

Contoh Kalimat:

  1. Perjalanan menuju air terjun terasa amat jauh dan melelahkan.
  2. Ia berhasil menyelesaikan tugas itu dalam waktu yang cepat.
  3. Keputusan hakim terkait kasus tersebut sudah final.
  4. Rumah dinas Pak Lurah terletak dekat dari kantor desa.
  5. Prinsip moral harus dipegang teguh oleh setiap individu.

Dalam contoh 48, final merupakan adjektiva tak bertaraf (klasifikatoris) yang mengklasifikasikan keputusan sebagai sesuatu yang tidak bisa diganggu gugat, menunjukkan titik akhir yang absolut. Sementara itu, jauh dan dekat secara khusus memberikan keterangan jarak, yang sangat umum dalam petunjuk arah sehari-hari.

Kesimpulan Mendalam: Adjektiva Sebagai Inti Pesan

Kelima puluh contoh kalimat di atas menegaskan bahwa adjektiva bukan sekadar hiasan kata, melainkan inti dari pesan deskriptif. Fungsi atributif, predikatif, dan adverbial yang diemban oleh adjektiva memungkinkan kita untuk beralih dari komunikasi yang minimalis (Rumah itu ada) menjadi komunikasi yang kaya (Rumah kecil itu sangat nyaman dan letaknya dekat dari pasar).

Adjektiva merupakan cerminan dari kemampuan bahasa Indonesia untuk menyediakan perangkat leksikal yang memungkinkan gradasi makna, sebagaimana tercermin dalam konsep pertarafan. Memahami dan menggunakan adjektiva dengan tepat, baik berdasarkan posisinya (sintaksis) maupun kategorinya (semantik), adalah bukti dari kemahiran linguistik. Inilah yang membedakan penutur mahir dari penutur biasa, memungkinkan mereka untuk menyampaikan emosi, detail, dan perspektif dengan keindahan dan presisi yang maksimal dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari.