Cara Menulis Daftar Pustaka dari Internet dengan Format yang Benar

Dalam Artikel Ini

Di era digital ini, sumber informasi dari internet—baik itu artikel online, halaman web, blog, laporan PDF, maupun video—telah menjadi bagian integral dari penelitian. Namun, kemudahan akses ini membawa tantangan tersendiri: bagaimana cara kita merujuk sumber online tersebut dengan format yang benar dan konsisten? Referensi internet seringkali tidak memiliki semua elemen seperti buku atau jurnal cetak, sehingga memerlukan perhatian khusus pada detail penulisan.

Pentingnya sitasi yang akurat dari sumber daring ini tidak bisa diabaikan. Gibbs (2018), dalam bukunya The Ethics of Academic Writing, menekankan bahwa kegagalan dalam memberikan sitasi yang benar—terlepas dari format sumbernya—dapat dianggap sebagai praktik yang tidak etis, bahkan plagiarisme. Oleh karena itu, kita perlu memahami elemen-elemen kunci dan perbedaan antara gaya sitasi utama, yaitu APA (American Psychological Association) Edisi ke-7 dan Chicago Manual of Style (CMOS) Edisi ke-17.

Elemen Kunci Sumber Internet

Meskipun sumber internet bervariasi, kita harus berusaha mengidentifikasi empat elemen utama ini. Uniknya, di internet, kita seringkali mengganti nama penerbit atau kota terbit dengan nama situs atau nama organisasi yang bertanggung jawab atas konten tersebut:

  1. Pengarang/Organisasi: Siapa atau organisasi mana yang menciptakan konten.
  2. Tanggal Publikasi: Kapan konten tersebut dipublikasikan atau terakhir diperbarui.
  3. Judul: Judul spesifik dari halaman atau artikel tersebut.
  4. Sumber (URL): Alamat unik tempat pembaca dapat mengakses kembali sumber tersebut.

1. Gaya APA (American Psychological Association) Edisi ke-7

Gaya APA 7th membuat penulisan sumber internet jauh lebih sederhana dibandingkan edisi sebelumnya. Aturan terbarunya menekankan keterbacaan dan menghapus keharusan mencantumkan “Diakses dari” (Retrieved from).

A. Artikel Daring/Halaman Web dengan Pengarang

Ketika halaman web atau artikel online memiliki penulis individual, Anda mencantumkan namanya diikuti tanggal publikasi. Judul artikel ditulis miring, dan nama situs web (jika berbeda dari pengarang) ditulis dengan huruf kapital biasa.

Format Dasar:

Pengarang, I. (Tahun, Tanggal Bulan). Judul artikel atau halaman web. Nama Situs Web. URL

Contoh Penulisan:

Sari, M. A. (2024, 14 Februari). Tren investasi syariah di kalangan generasi muda. Finansialku. https://www.finansialku.com/tren-investasi-syariah/

B. Artikel Daring/Halaman Web Tanpa Pengarang

Jika Anda tidak menemukan nama pengarang individual, Anda menggantinya dengan nama organisasi yang menerbitkan (misalnya, nama lembaga atau perusahaan). Jika tidak ada organisasi yang jelas, pindahkan Judul artikel ke posisi pengarang dan tuliskan miring.

Format Dasar (Organisasi Sebagai Pengarang):

Nama Organisasi. (Tahun, Tanggal Bulan). Judul artikel atau halaman web. URL

Contoh Penulisan (Organisasi):

Bank Indonesia. (2023, 20 Oktober). Proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional 2024. https://www.bi.go.id/proyeksi-ekonomi-2024

C. Sumber Daring yang Sering Diperbarui (Tanpa Tanggal)

Terkadang, situs web tidak mencantumkan tanggal publikasi atau artikel terus diperbarui (misalnya, laman “Tentang Kami”). Dalam kasus ini, gunakan singkatan (t.t.) yang berarti “tanpa tanggal” (no date).

Format Dasar:

Pengarang/Organisasi. (t.t.). Judul halaman. Nama Situs Web. URL

Contoh Penulisan:

Kompas. (t.t.). Profil perusahaan dan sejarah singkat. Kompas.com. https://www.kompas.com/profil

2. Gaya Chicago Manual of Style (CMOS) Edisi ke-17 (Notes and Bibliography)

Gaya Chicago (N-B) memperlakukan sumber internet hampir sama dengan sumber cetak, namun menambahkan URL dan tanggal akses (jika tanggal publikasi sumber tidak jelas atau sumbernya dinamis). Chicago membedakan penulisan untuk Catatan Kaki (Notes/N) dan Daftar Pustaka (Bibliography/B).

A. Artikel Daring dengan Pengarang (Bibliografi)

Di Bibliografi, Anda menyusun elemennya seperti buku, tetapi mengganti penerbit dengan nama situs dan diakhiri dengan URL dan tanggal akses (meskipun tanggal akses tidak selalu wajib jika ada tanggal publikasi).

Format Dasar (B):

Nama Belakang, Nama Depan. “Judul Artikel.” Nama Situs Web. Tanggal Publikasi. URL.

Contoh Penulisan:

Wijaya, Bima. “Pergeseran Budaya Kerja di Era Remote Working.” LinkedIn Pulse. 10 Mei 2024. https://www.linkedin.com/pulse/pergeseran-budaya-kerja.

B. Artikel Daring Tanpa Pengarang (Bibliografi)

Jika pengarang tidak disebutkan, Anda memindahkan judul ke awal entri di Bibliografi.

Format Dasar (B):

“Judul Artikel.” Nama Situs Web. Tanggal Publikasi. URL.

Contoh Penulisan:

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.” Institut Teknologi Bandung. Diakses 15 Oktober 2025. https://www.itb.ac.id/pedoman-penulisan.

Pentingnya Mendokumentasikan Tanggal Akses

Meskipun APA 7th tidak lagi mewajibkan tanggal akses kecuali untuk sumber yang sering diperbarui (misalnya, Wiki atau media sosial), Harris (2020) dalam A Guide to Academic Integrity berpendapat bahwa dokumentasi tanggal akses memberikan lapisan integritas tambahan. Penulis mempertahankan bukti bahwa konten tersebut tersedia pada tanggal tertentu, yang sangat penting mengingat konten internet dapat dihapus atau diubah kapan saja.

Oleh karena itu, jika Anda bekerja di bidang yang sering menggunakan sumber dinamis atau tidak memiliki tanggal publikasi, pertimbangkan untuk selalu mencantumkan tanggal akses, terutama jika Anda menggunakan gaya Chicago atau MLA.

Kesimpulan

Menulis daftar pustaka dari internet menuntut kedisiplinan dalam mengumpulkan dan menyusun data. Kita harus selalu memprioritaskan informasi tentang pengarang dan tanggal publikasi sebagai elemen utama. Jika satu elemen tidak ada, kita menggunakan aturan khusus (seperti menggunakan nama organisasi, judul, atau t.t.) untuk mengisinya. Penggunaan URL yang benar dan konsisten memastikan pembaca Anda dapat melacak kembali sumber yang Anda gunakan. Dengan menerapkan kaidah APA 7th atau Chicago 17th secara ketat, Anda akan meningkatkan kredibilitas dan profesionalisme karya ilmiah Anda.