Baru Pertama Kali Jadi Penulis? Ini Cara Menulis Biografi Penulis yang Memukau dan Profesional

Dalam Artikel Ini

Biografi penulis, atau yang biasa disebut author bio, adalah bagian singkat di sampul belakang, di profil media sosial, atau di situs web penerbit. Seringkali, penulis pemula menyepelekan bagian ini. Padahal, biografi adalah senjata rahasia penulis. Ia berfungsi ganda: membangun kredibilitas profesional dan menciptakan kedekatan personal dengan calon pembaca.

Bagaimana cara membuat biografi yang singkat, memukau, dan tidak terdengar canggung?  

Sudut Pandang Orang Ketiga

Salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan penulis pemula adalah menulis biografi dengan sudut pandang orang pertama (menggunakan kata “saya”).

Hentikan itu!

Biografi penulis yang profesional selalu ditulis dalam sudut pandang orang ketiga (menggunakan nama dirimu sendiri, atau kata ganti “ia/dia”).

Mengapa? Sudut pandang orang ketiga memberikan kesan profesional, objektif, dan seolah-olah kamu adalah seorang figur publik yang sedang diperkenalkan.

Hindari menulis biografi dengan “Saya tinggal di Jakarta dan menulis tentang pengalaman saya.” Sebagai alternatif, kamu bisa gunakan: “Anna Putri tinggal di Jakarta dan menulis tentang pengalaman personalnya sebagai ibu tunggal.”

Komponen Wajib Biografi Penulis  

Biografi penulis idealnya memiliki panjang antara 50 hingga 150 kata dan terbagi menjadi tiga hingga empat bagian esensial yang harus kamu masukkan.

1. Kalimat Pembuka: Nama dan Relevansi Karya

Mulailah dengan nama lengkapmu dan fokuskan pada pencapaian terbarumu: buku yang sedang kamu promosikan.

  • Sebutkan judul bukumu saat ini (atau novel perdanamu) dan genre-nya.
  • Jika kamu memiliki latar belakang profesional yang relevan dengan tema buku, masukkan segera di awal. Misalnya, jika kamu menulis buku self-help tentang keuangan, sebutkan bahwa kamu adalah seorang konsultan keuangan.

Contoh: “Reno Santoso adalah seorang konsultan keuangan bersertifikat yang kini memulai debut sebagai penulis non-fiksi melalui bukunya, Mapan di Usia Muda.”

2. Latar Belakang dan Kredibilitas

Bagian ini adalah tempat kamu membangun kepercayaan. Apa yang membuatmu kompeten menulis buku ini?

  • Pendidikan (jika relevan): Sebutkan gelar atau bidang studimu, tetapi hanya jika itu mendukung tema buku. (Contoh: “Ia lulusan Sastra Indonesia dari Universitas Gadjah Mada.”)
  • Pencapaian Relevan: Jika kamu pernah memenangkan lomba menulis, menjadi kontributor media besar, atau memiliki blog yang sukses, masukkan hal tersebut secara ringkas.
  • Tujuan atau Misi: Jelaskan apa yang ingin kamu capai melalui tulisanmu. Ini memberikan purpose yang kuat. (Contoh: “Melalui tulisannya, ia bertekad menginspirasi pembaca untuk berani memulai bisnis dari nol.”)

3. Sentuhan Personal dan Human Touch

Pembaca ingin tahu bahwa kamu adalah manusia biasa yang bisa mereka kaitkan. Bagian ini berfungsi untuk menciptakan koneksi emosional.

  • Sebutkan secara singkat di mana kamu tinggal (kota saja, tidak perlu alamat lengkap).
  • Sertakan hobi atau minat unikmu yang menarik, tetapi tetap relevan atau setidaknya tidak mengganggu citra profesionalmu. (Contoh: “Di waktu luangnya, ia suka mendaki gunung dan mencari resep kuno di pasar tradisional.”)
  • Hindari detail pribadi yang terlalu intim, seperti status pernikahan, jumlah anak (kecuali kamu menulis buku tentang parenting), atau hal-hal politis/kontroversial.

4. Call-to-Action (CTA) dan Kontak

Akhiri biografimu dengan ajakan yang jelas agar pembaca bisa menemukanmu lagi.

  • Sebutkan media sosial atau situs web pribadimu. Cukup sebutkan handle yang paling sering kamu gunakan. (Contoh: “Kamu bisa menyapa dan mengikuti keseharian Rina di Instagram dengan handle @rinamenulis.”)
  • Ini memastikan bahwa biografi tidak hanya menjual buku, tetapi juga membangun platform penulis pribadimu.

Contoh Praktis: Membandingkan Biografi

Mari kita lihat perbandingan antara biografi yang lemah dan biografi yang kuat, berdasarkan panduan di atas.

Biografi Lemah (Orang Pertama, Kurang Fokus) Biografi Kuat (Orang Ketiga, Profesional)
“Saya adalah seorang penulis pemula. Buku ini adalah novel pertama saya yang saya tulis setelah bekerja di bank selama 5 tahun. Saya suka kucing dan tinggal di Bogor. Saya harap kamu suka buku saya. Kamu bisa follow saya di Instagram.” “Tania Wijaya adalah seorang mantan analis perbankan yang kini memulai debutnya dengan novel Jalan Pulang (fiksi romansa). Latar belakangnya di dunia korporat menginspirasi cerita tentang konflik karier dan cinta. Melalui karyanya, ia berharap pembaca berani memprioritaskan kesehatan mental. Ia kini tinggal di pinggiran Bogor bersama dua ekor kucingnya. Kamu bisa temukan Tania di Instagram @tania.wijaya.”

Perbedaan dari kedua contoh di atas yakni biografi yang kuat memberikan informasi yang relevan (analis perbankan mendukung latar cerita), menciptakan human touch (dua ekor kucing), dan memberikan CTA yang jelas (@tania.wijaya).

Tips Akhir untuk Penulis Pemula

1. Miliki Berbagai Versi

Jangan buat satu biografi saja. Buat tiga versi dengan panjang yang berbeda:

  • Versi Panjang (150-200 kata): Untuk website pribadimu atau halaman khusus di penerbit.
  • Versi Sedang (100 kata): Untuk halaman depan buku atau press release.
  • Versi Singkat (50 kata): Untuk profil media sosial atau blurb sampul belakang.

2. Minta Pendapat Orang Lain

Biografi yang kamu tulis mungkin terasa wajar bagimu, tetapi bisa jadi membingungkan bagi pembaca. Mintalah teman atau rekan penulis untuk membacanya dan menilai, Apakah ini terdengar profesional? Apakah mereka tertarik untuk membaca bukumu setelah membaca biografi ini?

Dengan mengikuti langkah-langkah sederhana ini, kamu tidak hanya akan memiliki biografi yang memukau, tetapi juga membangun fondasi yang kokoh sebagai penulis profesional!