200 Contoh Kalimat Verba (Kata Kerja) Lengkap Beserta Jenisnya

Dalam Artikel Ini

Dalam struktur tata bahasa, verba atau kata kerja adalah kelas kata yang paling fundamental dan dinamis. Jika nomina (kata benda) mendefinisikan subjek, maka verba adalah yang mendefinisikan aksi, proses, atau keadaan yang dilakukan atau dialami oleh subjek tersebut. Verba berfungsi sebagai jantung kalimat, menjadi inti predikat yang menggerakkan seluruh makna. Tanpa verba, sebuah kalimat hanyalah kumpulan kata statis tanpa pergerakan dan relasi logis.

Verba dalam Bahasa Indonesia diklasifikasikan berdasarkan valensi (kebutuhan akan objek) dan proses (makna yang dibawanya). Klasifikasi ini, yang secara ketat diuraikan dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBI) oleh Hasan Alwi dkk. (2003/2017) dan dikaji mendalam oleh linguis seperti J.W.M. Verhaar (2010) dalam Asas-Asas Linguistik Umum, sangat penting untuk memahami struktur kalimat yang gramatikal dan ekspresif.

Artikel ini akan menyajikan 200 contoh kalimat verba, dikelompokkan secara sistematis berdasarkan jenis-jenis verba utamanya (transitif, intransitif, dan semantik), disertai analisis singkat untuk menunjukkan peran dan valensi masing-masing dalam konteks kalimat sehari-hari.

Verba Berdasarkan Valensi (Transitivitas)

Valensi verba mengacu pada kemampuan verba untuk memerlukan atau tidak memerlukan objek (nomina) setelahnya. Ini adalah klasifikasi sintaksis paling penting dalam Bahasa Indonesia.

A. Verba Transitif 

Verba transitif adalah verba yang wajib diikuti oleh objek (O) untuk melengkapi maknanya. Verba ini seringkali didahului oleh prefiks aktif seperti meN- dan dapat diubah menjadi konstruksi pasif (di-).

  1. Verba Transitif Dasar 
  1. Ayah membaca koran di teras.
  2. Ibu memasak nasi goreng untuk sarapan.
  3. Petani itu menanam padi di sawah.
  4. Kami mengambil jalan pintas menuju stasiun.
  5. Mereka membeli sebuah mobil baru.
  6. Anak itu menendang bola dengan kuat.
  7. Polisi menangkap pelaku kejahatan.
  8. Dia menggambar pemandangan alam yang indah.
  9. Saya menulis sebuah surat kepada sahabat pena.
  10. Teknisi memperbaiki mesin yang rusak.
  11. Kami mengerjakan tugas kelompok bersama-sama.
  12. Nelayan menjala ikan di laut lepas.
  13. Pelayan mengantarkan makanan ke meja tamu.
  14. Adik memakan cokelat dengan lahap.
  15. Saya menonton film horor di bioskop.
  16. Kepala sekolah meresmikan gedung baru.
  17. Kami memotret objek wisata yang indah.
  18. Dia memperkenalkan dirinya kepada audiens.
  19. Dokter memeriksa pasien dengan teliti.
  20. Pemerintah mengumumkan kebijakan baru.
  1. Verba Transitif Dwiganda (Bitransitif)

Verba yang memerlukan dua objek (Objek dan Pelengkap/Penerima), seringkali dibentuk dengan sufiks -kan atau -i.

  1. Ibu menghadiahi Adik sepeda baru. (O = Adik, Pel = sepeda)
  2. Pak Guru mengajarkan kami materi baru.
  3. Saya membuatkan Ibu segelas teh hangat.
  4. Mereka menyajikan para tamu hidangan penutup.
  5. Kami menawarkan mereka bantuan terbaik.
  6. Kakak mengirimkan Ayah paket dari luar kota.
  7. Pemerintah memberikan rakyat subsidi pangan.
  8. Dia menjelaskan masalah itu kepada kami (kepada kami bisa dianggap Pelengkap).
  9. Saya membawakan teman bukunya yang tertinggal.
  10. Juri menobatkan gadis itu sebagai pemenang. (O = gadis, Pel = sebagai pemenang)
  1. Verba Pasif 

Verba transitif yang diubah ke bentuk pasif (di- atau ter-), di mana objek menjadi subjek dan agen (pelaku) sering dihilangkan atau diletakkan setelah verba.

  1. Koran dibaca oleh Ayah di teras.
  2. Nasi goreng dimasak oleh Ibu untuk sarapan.
  3. Padi ditanam oleh petani di sawah.
  4. Jalan pintas diambil oleh kami menuju stasiun.
  5. Sebuah mobil baru dibeli oleh mereka.
  6. Bola ditendang oleh anak itu dengan kuat.
  7. Pelaku kejahatan ditangkap oleh polisi.
  8. Pemandangan alam digambar oleh dia.
  9. Sebuah surat ditulis oleh saya.
  10. Mesin yang rusak diperbaiki oleh teknisi.
  11. Tugas kelompok dikerjakan oleh kami bersama-sama.
  12. Ikan dijaring oleh nelayan di laut lepas.
  13. Makanan diantarkan oleh pelayan.
  14. Cokelat dimakan oleh Adik dengan lahap.
  15. Film horor ditonton oleh saya di bioskop.
  16. Gedung baru diresmikan oleh kepala sekolah.
  17. Objek wisata dipotret oleh kami.
  18. Dirinya diperkenalkan oleh dia kepada audiens.
  19. Pasien diperiksa oleh dokter.
  20. Kebijakan baru diumumkan oleh pemerintah.

B. Verba Intransitif 

Verba yang tidak memerlukan objek untuk membentuk kalimat yang lengkap dan gramatikal. Verba ini dapat berdiri sendiri hanya dengan subjek. Verba intransitif sering berprefiks ber- atau ter-.

  1. Verba Intransitif Dasar 
  1. Burung-burung berkicau merdu di pagi hari.
  2. Anak kucing itu tidur di pangkuanku.
  3. Saya berjalan kaki menuju halte bus.
  4. Matahari bersinar sangat terang hari ini.
  5. Pesawat terbang di atas awan.
  6. Adik menangis tersedu-sedu.
  7. Mereka berdiskusi tentang rencana liburan.
  8. Kami berlari mengelilingi lapangan.
  9. Penonton bersorak gembira.
  10. Dia tertawa lepas mendengar leluconku.
  11. Pohon-pohon bergoyang ditiup angin kencang.
  12. Mereka berbicara dalam bahasa Inggris.
  13. Saya berangkat ke kantor pukul tujuh pagi.
  14. Kopi di meja itu dingin (Verba Statif/Intransitif).
  15. Mobil tua itu berhenti mendadak.
  16. Kami berkumpul di aula sekolah.
  17. Air di sungai mengalir deras.
  18. Kami bercanda sepanjang malam.
  19. Rapat itu berakhir tepat waktu.
  20. Mereka berjuang demi masa depan yang lebih baik.
  21. Ia bertanya tentang jadwal keberangkatan.
  22. Lilin itu menyala terang.
  23. Dia menari dengan anggun di atas panggung.
  24. Adikku bersembunyi di balik tirai.
  25. Angin bertiup kencang dari utara.
  1. Verba Intransitif Berpelengkap

Verba yang meskipun tidak memerlukan objek, sering memerlukan pelengkap (Pel) untuk memberikan informasi tambahan yang spesifik. Pelengkap ini tidak dapat dipasifkan.

  1. Dia menjadi seorang guru di sekolah itu. (Pel = seorang guru)
  2. Kopi itu berbau sangat harum.
  3. Adik terkena flu berat.
  4. Mereka berperilaku seperti anak kecil.
  5. Pakaian itu berwarna merah marun.
  6. Ayah berkendara dengan cepat. (Pel = dengan cepat)
  7. Anak-anak bermain di halaman. (Pel = di halaman)
  8. Kakak berdagang kain batik. (Pel = kain batik)
  9. Ia tinggal di luar negeri.
  10. Mereka berasal dari desa kecil.
  11. Saya bersahabat dengan Lina sejak SMP.
  12. Gedung itu beratap genteng merah.
  13. Pria itu beristrikan seorang dokter.
  14. Saya beruntung mendapatkan hadiah.
  15. Dia berbadan tinggi dan atletis.
  16. Kami berwisata ke pegunungan.
  17. Tim itu berlatih dengan keras.
  18. Dia berbicara tentang politik.
  19. Kami bersepakat atas usulan itu.
  20. Pohon itu berbuah sangat lebat.
  21. Ia berpendapat bahwa kita harus segera pergi.
  22. Adik bermain gitar dengan merdu.
  23. Kami berjalan mengelilingi taman.
  24. Mereka berbicara terus-menerus.
  25. Ia bersandar pada dinding.

Verba Berdasarkan Makna (Proses Semantik)

Selain berdasarkan valensi, verba juga diklasifikasikan berdasarkan makna proses yang dikandungnya (Verhaar, 2010), yang memengaruhi penggunaan dan strukturnya.

C. Verba Aksi/Perbuatan

Verba aksi (atau verba aktif) menunjukkan tindakan fisik yang disengaja atau proses yang jelas. Verba transitif dan intransitif banyak termasuk dalam kategori ini.

  1. Kami menyetujui rencana yang diajukan.
  2. Adik memecahkan vas bunga di ruang tamu.
  3. Petugas menyemprot hama di kebun.
  4. Dia mempercepat laju mobilnya di jalan sepi.
  5. Saya menghadiri upacara kelulusan teman.
  6. Kucing itu melompat dari pagar.
  7. Dia mengangkat koper yang berat.
  8. Saya menutup pintu dengan perlahan.
  9. Para murid mengumpulkan tugas mereka.
  10. Tukang kayu memotong papan dengan gergaji.
  11. Kami mengirim pesan singkat kepadanya.
  12. Atlet itu melempar cakram sejauh mungkin.
  13. Dia menggali lubang untuk menanam pohon.
  14. Saya mendorong gerobak yang penuh barang.
  15. Anak-anak menarik tali itu bersama-sama.
  16. Kami mengecat dinding kamar dengan warna baru.
  17. Dia mengganti lampu yang sudah mati.
  18. Pelayan membersihkan meja dan kursi.
  19. Saya menghitung jumlah peserta rapat.
  20. Kami menunggu hasil pengumuman itu.
  21. Dia memanggil nama adiknya dengan keras.
  22. Saya membuang sampah pada tempatnya.
  23. Mereka menghabiskan waktu liburan di pantai.
  24. Kami mencoba resep baru dari majalah.
  25. Dia mencuci piring kotor setelah makan.
  26. Saya mengoleskan mentega pada roti.
  27. Adik membuang air mata karena sedih.
  28. Mereka memasang kabel listrik baru.
  29. Dia membuat kesalahan yang fatal.
  30. Saya memindahkan pot bunga ke halaman belakang.
  31. Kami memilih warna cat yang lembut.
  32. Dia meminta izin untuk pulang lebih awal.
  33. Saya mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya.
  34. Mereka menyelesaikan proyek tepat waktu.
  35. Kami mengunjungi nenek di desa.
  36. Dia memenangkan pertandingan final.
  37. Saya memperoleh nilai tertinggi di kelas.
  38. Kami mengalami kecelakaan kecil di jalan.
  39. Dia menjelajahi hutan Amazon yang luas.
  40. Saya menyambut kedatangan tamu dengan hangat.
  41. Mereka menguasai teknik baru itu.
  42. Dia membayar tagihan listrik bulan ini.
  43. Kami mengambil keputusan yang sulit.
  44. Saya membongkar rak buku lama.
  45. Mereka merayakan ulang tahun perusahaan.
  46. Dia menghibur anak-anak yang sedang sedih.
  47. Kami mempertahankan pendapat kami.
  48. Saya menguji hipotesis penelitian.
  49. Mereka mengejar bus yang sudah mulai jalan.
  50. Dia memimpin perusahaan dengan bijak.

D. Verba Proses dan Keadaan (Statif) 

Verba proses menunjukkan perubahan keadaan, sementara verba statif (keadaan) menunjukkan kondisi yang relatif tetap dan tidak disengaja. Verba statif sering kali intransitif dan tidak dapat digunakan dalam bentuk perintah.

  1. Verba Proses
  1. Wajahnya memerah karena malu. (Proses perubahan warna)
  2. Air di panci sudah mendidih.
  3. Pohon yang tumbang itu membusuk perlahan.
  4. Tanah di kebun mulai mengering.
  5. Suasana di ruang tunggu menjadi sepi (menjadi adalah verba proses).
  6. Lampu di jalanan mulai menyala otomatis.
  7. Warna catnya memudar karena sering terkena sinar matahari.
  8. Bunga yang layu itu kembali segar setelah disiram.
  9. Es batu di gelas mencair dengan cepat.
  10. Hubungan mereka merenggang setelah pertengkaran.
  11. Anaknya bertambah tinggi setiap tahun.
  12. Penyakitnya bertambah parah karena terlambat ditangani.
  13. Kayu bakar itu terbakar habis.
  14. Tiba-tiba atmosfer ruangan menghangat.
  15. Ekonomi negara membaik secara bertahap.
  16. Perdebatan itu berkembang menjadi perselisihan.
  17. Buah di pohon mulai menguning.
  18. Suara di ruang itu mengecil lalu menghilang.
  19. Rencana kami berubah total.
  20. Air sungai membeku di musim dingin.
  21. Pagi menjelang.
  22. Dinding rumah menua seiring waktu.
  23. Bisnisnya tumbuh pesat.
  24. Wajahnya berseri bahagia.
  25. Masalah itu membesar tanpa disadari.
  1. Verba Keadaan/Statif
  1. Saya merasa senang dengan kabar itu. (Verba perasaan/emosi)
  2. Dia khawatir akan kondisi kesehatan Ibunya.
  3. Kami percaya pada kejujuran hatinya.
  4. Mereka tahu tentang rahasia itu.
  5. Semua orang setuju dengan usulan tersebut.
  6. Saya ingin sepotong kue cokelat.
  7. Dia suka musik klasik.
  8. Kami benci ketidakadilan.
  9. Adik rindu bermain di taman.
  10. Wajahnya mirip dengan Ayahnya.
  11. Kami butuh bantuan segera.
  12. Ia yakin bahwa ia benar.
  13. Dia malu karena salah bicara.
  14. Saya sedih melihatnya menangis.
  15. Mobil itu harganya mahal. (Verba yang menyatakan nilai)
  16. Baju itu muat di badan Adik.
  17. Pekerjaan ini cocok untuknya.
  18. Kami takut akan kegelapan.
  19. Dia cinta kepada kampung halamannya.
  20. Kami gembira atas berita itu.
  21. Rumah itu milik Pak RT.
  22. Dia terpikat oleh pesonanya.
  23. Saya merasakan sakit di kepala.
  24. Kami berharap cuaca cerah.
  25. Keputusan itu melibatkan banyak pihak.

Kesimpulan

Ke-200 contoh kalimat verba ini menegaskan bahwa verba adalah elemen sentral dalam tata bahasa, bukan hanya karena fungsinya sebagai predikat, tetapi karena ia yang menentukan struktur kalimat—apakah kalimat itu memerlukan objek, pelengkap, atau dapat berdiri sendiri.

Klasifikasi verba, baik berdasarkan valensi (transitif, intransitif) maupun proses semantik (aksi, proses, keadaan), sangat penting. Verba transitif membentuk konstruksi aktif-pasif yang kompleks, sementara verba intransitif dan statif memberikan detail tentang kondisi dan keadaan subjek. Dengan memahami dan memanfaatkan keragaman ini, yang ditegaskan oleh karya-karya linguistik baku, penutur Bahasa Indonesia dapat mencapai ketepatan sintaksis dan kekayaan ekspresi, menjadikan bahasa sebagai alat komunikasi yang efektif dan berdaya gerak.